EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara membuka tabir proyek gasifikasi pembangkit milik PLN. PGN meminta adanya harga khusus LNG untuk pasokan kelistrikan ini agar proyek ini bisa jalan.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Syahrial Mukthar menjelaskan, pada pelaksanaannya proyek gasifikasi pembangkit ini memang tidak mudah. PGN menghadapi berbagai tantangan, pertama soal kebutuhan LNG yang ternyata tidak besar di PLN. Kedua, tak semua pembangkit bisa langsung dialirkan LNG karena tidak ada infrastruktur gasnya.
“Tantanganya volume kecil dan infrastruktur mahal apalagi kalau harus bangun jetty baru, peningkatan cost besar. Nanti kami akan diskusi dengan pemerintah solusinya bagaimana, apakah ada harga khusus LNG atau seperti apa. Tapi kami melakukan upaya dulu secara keekonomian harga LNG normal. Kami berharap harga gas bisa penuhi target dibawah harga HSD,” ungkap Syahrial, Senin (1/2).
Penugasan pelaksanaan penyediaan pasokan dan pembangunan infrastruktur LNG, serta konversi pennggunaan BBM dengan LNG dalam penyediaan tenaga listrik di 52 pembangkit listrik harus bisa selesai dalam jangka waktu dua tahun. Belakangan pemerintah mendata lokasi pembangkit bertambah menjadi 55 pembangkit yang bisa diganti BBM dengan gas.
Menurut Syahrial, untuk tahap I PGN akan mengerjakan gasifikasi 30 pembangkit. Setelah Sorong kini PGN sedang mempersiapkan gasifikasi di dua lokasi lainnya. “Di Sorong kan sudah, setelah ini di Nias lalu Tanjung Selor,” kata dia.
Syahrial menuturkan, perusahaan juga akan melibatkan mitra yang diharapkan bisa mempercepat progress gasifikasi pembangkit listrik. “Kami berpartner mengundang swasta yang juga mau berinvestasi membangun infrastruktur jadi gasifikasi bisa kita percepat,” kata Syahrial.