Sementara Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menambahkan ekspektasi pemulihan ekonomi pada tahun ini akan berimplikasi pada peningkatan permintaan kredit, sehingga membuat perbankan menurunnya persepsi risiko.
"Kami perkirakan penurunan suku bunga kredit cenderung diperkirakan akan terus berlanjut untuk mendorong proses pemulihan ekonomi nasional," ucapnya.
Menurutnya beban dana perbankan terkelola cukup baik selama masa pandemi. Hal ini membuat kapasitas perbankan untuk kembali menurunkan suku bunga kredit masih cukup besar.
“Saat ini net interest margin yang masih berada pada posisi 4,4 persen saat ini,” ucapnya.
Meski demikian, dia menggarisbawahi penurunan suku bunga kredit ini tidak akan terlalu menekan margin perbankan. Peningkatan aktivitas fungsi intermediasi akan sedikit meningkatkan margin perbankan dari pencapaian tahun lalu.
“Apalagi, perbankan saat ini masih memiliki relaksasi aturan restrukturisasi kredit yang mampu membuat beban pencadangannya terjaga baik tahun ini. Pencadangan pun telah dilakukan agresif sejak tahun lalu,” ucapnya.
Josua menjelaskan saat ini likuiditas perbankan tergolong melimpah. Bahkan, perbankan sudah mampu lebih aktif menghimpun dana murah dengan kemampuan digital banking-nya.
“Bunga spesial dari simpanan berjangka sudah banyak berkurang selama masa pandemi tahun ini. Kemudian penanganan Covid-19 yang baik dengan didukung oleh program vaksinasi yang diharapkan akan mengungkit sisi permintaan dari perekonomian," ucapnya.