Heru memprediksi jika lelang digelar sukses, maka Indosat Ooredoo akan mendapatkan dana segar untuk memperkuat belanja operasinya. "Ini akan menjadi modal tambahan bagi Indosat untuk menuju era 5G, karena makin agile dan kompetitif," ucapnya.
Sementara Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan jika skema penjualan sama 2019 maka setelah dijual, disewa kembali akan menguntungkan bagi Indosat.
"Kalau skemanya masih sama maka bisa jadi karena untuk keperluan pendanaan, dan opsi sewa lebih murah dibandingkan dengan jika dimiliki sendiri karena ada biaya maintenance," katanya.
Reza memprediksi harga yang akan dibanderol Indosat per menara bisa saja naik karena ada kebutuhan untuk pendanaan. "Jika pertimbangan kebutuhan pendanaan, akan terjadi kenaikan (harga),” ucapnya.
Reza pun memperkirakan bagi calon bidder harga tak masalah karena sudah mengamankan pendanaan. "Biasanya perusahaan menara himpun pendanaan dari obligasi atau pinjaman. Kalau dilihat berita sebulan terakhir, mereka aktif lakukan aksi korporasi untuk mencari pendanaan dari pasar uang," ucapnya.
Tower Bersama menandatangani unsecured revolving credit facility senilai 275 juta dolar AS atau setara Rp 4,1 triliun. Penandatanganan fasilitas pinjaman dari sejumlah bank ini dilakukan pada 20 Januari.
Dikabarkan Telkom berencana akan membawa Mitratel melantai di bursa pada kuartal empat 2021 atau semester pertama 2022. Hal ini menambah portfolio berkualitas bagi Mitratel untuk meningkatkan ekuitas perusahaan ketika masuk bursa.