Airlangga mengungkapkan, ada beberapa latar belakang pemberian insentif PPnBM Kendaraan Bermotor. Di antaranya, utilisasi industri otomotif turun tajam hingga sekitar 50 persen. Perlu diketahui, pada 2020 terjadi penurunan penjualan motor sebesar 43,57 persen, penjualan mobil turun 48,35 persen, serta penjualan suku cadang minus 23 persen.
"Maka diperlukan pemberian stimulus bagi kendaraan bermotor (PPnBM) karena industri manufaktur berkontribusi 19,88 persen terhadap PDB. Secara khusus pangsa pasar industri alat angkutan share PDB 1,35 persen namun pertumbuhannya terkontraksi paling dalam minus 19,86 persen," jelas Airlangga.
Implikasi insentif pada sektor otomotif, lanjutnya, berpotensi mempertahankan basis industri otomotif. Sekaligus berpotensi menyerap 1,5 juta tenaga kerja langsung dan 4,5 juta tenaga kerja tidak langsung.
Insentif ini diharapkan menimbulkan multiplier effect. Meliputi forward linkage dan backward linkage yang cukup luas.