Lebih lanjut, pada sisi impor juga mengalami pola yang sama. Suhariyanto menjelaskan, impor Februari 2021 turun 0,49 persen dari bulan sebelumnya sebesar 13,33 milair dolar AS. Penurunan terutama disebabkan oleh turunnya impor non migas sebesar 15,95 persen. Adapun untuk impor non migas mengalami kenaikan yakni sebesar 1,54 persen.
Sementara itu, jika dibanding Februari 2020, kinerja impor kali ini tumbuh hingga 14,86 persen dari 11,55 miliar dolar AS. Impor migas tercatat turun hingga 25,37 persen namun impor non migas melonjak hingga 22,03 persen.
Suhariyanto menjelaskan, impor barang konsumsi sebesar 1,22 miliar dolar AS. Impor tersebut mengalami penurunan 13,78 persen dari bulan sebelumnya namun naik 43,59 persen dari bulan yang sama tahun lalu.
Adapun untuk impor bahan baku penolong tercatat 9,89 persen. Turun 0,5 persen dari posisi Januari 2021 namun melonjak 11,53 persen dari Februari 2020. Terakhir, impor barang modal mencapai 2,15 miliar dolar AS. Suhariyanto menuturkan, kinerja impor barang modal naik 9,08 persen dari bulan sebelumnya juga naik 17,68 persen dari posisi bulan yang sama 2020.
"Impor tumbuh dua digit (yoy) dan yang menggembirakan impor bahan baku meningkat secara yoy dan demikian juga barang modal yang naik," katanya.
Ia mengatakan, dampak positif dari kenaikan impor dua sektor tersebut menunjukkan adanya geliat industri dan investasi. "Investasi di Indonesia mulai bergerak bagus dan kalau melihat angka PMI dari IHS Markit pada bulan-bulan pertama masih berada pada level ekspansi," ujarnya.