"Alur layanannya dari badan usaha akan memberikan data lengkapnya ke Kadin, nanti kita melakukan semacam konsolidasi dan kita berikan kepada Kemenkes. Kalau sudah fix nanti setiap karyawan akan mendapatkan pengingat tentang kapan mereka akan mendapatkan vaksin dan juga lokasinya," lanjut Honesti.
Honesti mengatakan proses vaksinasi gotong royong bisa dilakukan di faskes milik perusahaan atau menggunakan faskes dari BUMN farmasi dan jaringannya jika perusahaan tidak mempunyai faskes sendiri.
"Artinya ada petugas vaksinator yang akan datang ke tempat mereka dan akan melakukan vaksinasi secara massal," ucap Honesti.
Honesti menambahkan jenis vaksin gotong royong juga berbeda dengan jenis vaksin pada program vaksinasi pemerintah. Holding BUMN farmasi, lanjut Honesti, telah melakukan proses komunikasi dan negosiasi dengan dua pengembang vaksin yakni Sinopharm dari Cina dan Moderna dari Amerika Serikat (AS).
Kata Honesti, Sinopharm telah menyampaikan komitmen untuk memasok vaksin sebanyak 15 juta dosis pada kuartal II tahun ini melalui Kimia Farma.
"Sinopharm juga siap menambah 15 juta dosis vaksin lagi jika dibutuhkan," kata Honesti.
Sementara Moderna, ucap Honesti, siap memasok 5,2 juta dosis vaksin pada kuartal III 2021 melalui Bio Farma.