Senin 15 Mar 2021 17:14 WIB

Ekonom: Neraca Perdagangan RI Mulai Sehat

Data ekspor manufaktur cukup menggembirakan sejalan meningkatnya impor bahan baku.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12).  Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2021 mengalami surplus sebesar 2 miliar dolar AS.
Foto:

Yusuf mengatakan, meski belum diketahui detail tujuan ekspor tersebut, hal itu cukup bagus karena pemerintah memiliki BUMN Krakatau Steel. Seperti diketahui Krakatau Steel telah mendapatkan kredit penjaminan oleh pemerintah agar bisa mencatat pertumbuhan di masa pandemi. Indikasi ekspor besi baja yang meningkat setidaknya menunjukkan adanya hasil positif dari pemerintah.

Ia juga menilai program vaksinasi yang digencarkan pemerintah cukup memberikan sentimen positif domestik terhadap prospek bisis sehingga perusahaan dapat melakukan ekspansi. Adapun dari sentimen positif dari eksternal salah satunya karena ada perbaikan ekonomi Amerika Serikat.

"Ketika ekonomi AS membaik maka ke negada lain juga cukup besar (dampaknya) karena AS merupakan mitra dagang oleh banyak negara," kata dia.

 

Yusuf mengatakan, ada peluang besar bagi neraca perdagangan Indonesia untuk terus melaju positif hingga akhir tahun. Terlebih lagi, pemerintah telah memutuskan untuk menjalankan pembangunan infrastruktur. Hal itu, kata dia, akan mendorong masuknya impor bahan baku dan barang modal yang membuat industri produktif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement