Meski begitu, Teten menilai kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit lebih baik dibandingkan banyak negara di ASEAN maupun berbagai negara anggota G20, seperti Amerika Serikat (minus 3,5 persen), Jerman (minus 5,0 persen), Rusia (minus 3,1 persen), Singapura (minus 5,8 persen), dan Filipina (minus 9,5 persen).
Kondisi ekonomi Indonesia berangsur pulih tersebut ditandai angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV 2020 sebesar minus 2,19 persen year on year (yoy) atau jauh lebih baik dari kuartal II (minus 5,32 persen), maupun kuartal III (minus 3,49 persen).
“Melihat perkembangan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk lebih optimis,” ujar Teten. Guna mengurangi risiko usaha dari UMKM agar lebih feasible, sambungnya, pelaku usaha mendapatkan akses pembiayaan, pihaknya menyiapkan 4 transformasi besar.
Maka UMKM diharapkan terdata dengan baik, berusaha dalam skala ekonomi dan efisien, serta proses pembinaan menjadi lebih fokus dan terarah. Teten menjelaskan, 4 transformasi besar yang dimaksud yaitu transformasi dari informal ke formal, transformasi ke digital dan pemanfaatan teknologi, transformasi ke dalam rantai nilai atau value chain, dan modernisasi koperasi.