Lebih dari lima tahun lalu vandalisme ruang sholat juga terjadi. Seperti di lansir The Guardian.
"Sekerumunan massa merusak ruang sholat Muslim di Corsica sehari setelah penyergapan melukai dua petugas pemadam kebakaran yang menanggapi keadaan darurat di sebuah proyek perumahan, kata prefek negara bagian di pulau Prancis itu.
Prefek Christophe Mirmand mengatakan bala bantuan polisi dari daratan Prancis dipanggil ke ibu kota Korsika, Ajaccio, dan ruang sholat serta masjid sedang dijaga.
"Dua penyelidikan terpisah dibuka. Satu tentang serangan terhadap petugas pemadam kebakaran pada hari Kamis dan lainnya terhadap kerusakan ruang sholat pada hari Jumat, katanya di stasiun TV iTele.
Keterangan foto: Orang-orang berfoto di luar musala yang hancur di Ajaccio.
Ketegangan tinggi di pulau Mediterania. Kekerasan dimulai pada Kamis malam, ketika petugas pemadam kebakaran yang menanggapi panggilan darurat disergap di sebuah proyek perumahan di perbukitan Ajaccio. Tidak jelas apa yang memicu kekerasan itu.
Pada hari Jumat, pertemuan sekitar 600 orang yang dimulai sebagai bentuk dukungan bagi petugas darurat yang terluka menyebabkan lebih banyak kekerasan ketika beberapa lusin orang memisahkan diri dan menuju ke ruang sholat.
"Di sana, mereka melempar benda dan mencoba membakar Alquran dan buku doa," kata petugas. Mereka juga merusak toko kebab.
"Semua peristiwa ini terkait," kata Mirmand. Video menunjukkan beberapa orang di kelompok itu berteriak: “Ini adalah rumah kami”, sebelum ruang sholat dirusak.
Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls, menyerukan penghormatan terhadap hukum Prancis setelah "agresi yang tidak dapat ditoleransi terhadap petugas pemadam kebakaran dan penodaan yang tidak dapat diterima di tempat ibadah Muslim".
Menteri dalam negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, mengutuk mereka yang bertanggung jawab menyerang petugas pemadam kebakaran.
Dia juga mengatakan "tekanan yang tidak dapat ditoleransi" terhadap tempat ibadah membawa "bau rasisme dan xenofobia" dan tidak akan dibiarkan begitu saja.