EKBIS.CO, JAKARTA -- Anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero), PT Waskita Beton Precast menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja tahun ini. Direktur Utama Waskita Beton Precast Mochamad Cholis Prihanto mengatakan penyiapan strategi ini dilakukan sebagai upaya manajemen baru Waskita dalam mengambil momentum katalis positif berupa program vaksinasi yang sudah mulai dijalankan pemerintah. Bersama manajemen baru, Cholis dan jajaran telah menyiapkan sejumlah strategi mulai dari memastikan berjalannya sustainability program.
"Manajemen baru Waskita Beton juga akan menekankan strategi pada restrukturisasi dan integrasi organisasi dengan mengedepankan pengendalian, hingga delegasi kewenangan (desentralisasi)," ujar Cholis di Jakarta, Rabu (30/3).
Selain melakukan perbaikan dan memastikan sustainability program, lanjut Cholis, manajemen baru Waskita Beton juga telah menyusun strategi utama demi memperbaiki kinerja perusahaan pascapandemi, seperti adanya penyempurnaan struktur organisasi melalui desentralisasi dan penerapan sistem SAP untuk menghasilkan data akurat serta realtime untuk menunjang pengambilan keputusan strategis manajemen.
"SAP tersebut telah digunakan perusahaan sejak awal 2021," ucap Cholis.
Perusahaan, sambung Cholis, juga melakukan optimalisasi aset yang tidak produktif untuk dapat dikerja samakan dengan pihak eksternal; memastikan pemenuhan kecukupan modal kerja dan arus kas melalui restrukturisasi fasilitas perbankan, akselerasi penagihan piutang, serta pengendalian biaya yang lebih ketat; dan melakukan efisiensi produksi dan manajemen rantai pasok melalui integrasi plant di wilayah Jawa Barat yang telah dilakukan perusahaan sejak akhir 2020.
"Melalui integrasi tersebut beban operasional perusahaan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya," lanjut Cholis.
Cholis melanjutkan, Waskita Beton Precast melakukan sinergi pasar melalui joint operation (JO) atau joint venture (JV) dengan mitra bisnis atau investor potensial yang mana sebelumnya perusahaan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan Jepang untuk ke depannya melakukan kerja sama melalui JO atau JV. Selain itu, Cholis sampaikan, perusahaan juga melakukan pembenahan pada SDM melalui rasionalisasi pegawai sesuai dengan jumlah utilitas produksi yang sejalan dengan strategi efisiensi perusahaan.
"Beberapa strategi tersebut telah dilakukan perusahaan sejak akhir 2020 dan harapannya akan terlihat pada laporan keuangan periode selanjutnya," ungkap Cholis.
Cholis menilai melalui sejumlah strategi tersebut Waskita Beton Precast optimistis kinerja perusahaan bisa membaik. Maka dari itu, perusahaan membidik pertumbuhan perolehan kontrak baru senilai Rp 7,78 triliun pada 2021.
Cholis menyebut target kontrak Waskita Beton tahun ini tak terlepas dari sisa nilai kontrak pada 2020 sebesar Rp 4,11 triliun dan target perolehan kontrak baru pada 2021 yang diproyeksikan mencapai Rp 3,77 triliun.
Waskita Beton Precast juga menargetkan pertumbuhan pendapatan usaha ditahun 2021 ini menembus Rp 5,33 triliun atau naik dari perolehan pendapatan usaha pada 2020 yang mencapai sebesar Rp 2,21 triliun.
"Perusahaan memandang dengan adanya program vaksinasi maka bisa memberikan katalis positif untuk pertumbuhan sektor khususnya konstruksi di Indonesia. Diharapkan kondisi ekonomi akan mengalami pemulihan pada semester II 2021," lanjut Cholis.
Cholis memaparkan Waskita Beton berhasil membukukan perolehan nilai kontrak baru perusahaan sebesar Rp 1,86 triliun pada 2020. Perolehan kontrak baru ini didominasi dari proyek eksternal sebesar Rp 998,79 miliar atau 54 persen melalui Proyek Jalan Tol Binjai Pangkalan-Brandan, Banda Aceh - Sigli, NCICD dan proyek lainnya. Sedangkan untuk perolehan proyek internal sebesar Rp 866,56 miliar atau 46 persen melalui Proyek Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo, Jalan Tol Prabumulih-Muaraenim, Proyek Jalan Pengaman Pantai Paket 4, dan proyek lainnya.
Cholis menyatakan fokus manajemen pada pasar eksternal sejalan dengan strategi manajemen untuk meningkatkan eksposur ke pelanggan eksternal. Hal ini juga tergambar dari pertumbuhan pelanggan yang meningkat hingga 48,28 persen dari 2019 sebesar 87 pelanggan menjadi 129 pelanggan.
"Angka tersebut merupakan angka pertumbuhan pelanggan tertinggi dalam lima tahun terakhir," kata Cholis menambahkan.