Sabtu 03 Apr 2021 01:10 WIB

Teten: Koperasi Bisa Jadi Model Bisnis Berbasis UMKM

Para pelaku UMKM yang didominasi usaha mikro.

Red: Nidia Zuraya
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

EKBIS.CO,  BANDUNG -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan koperasi bisa menjadi model bisnis berbasis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.Dia mengakui rendahnya produktifitas dan daya saing UMKM masih menjadi problem klasik sehingga tidak mampu bersaing di pasar. 

Para pelaku UMKM yang didominasi usaha mikro masih melakukan kegiatan usahanya secara perorangan."Untuk itu, koperasi bisa menjadi model bisnis di Indonesia dengan berbasis UMKM," kata Teten di Kampus Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin), Sumedang, Jawa Barat, Jumat (2/4).

Baca Juga

Teten mencontohkan sektor pangan mulai dari kedelai, beras, jagung, dan komoditas lainnya yang masih impor. Selain itu, dengan jumlah UMKM sebesar 99,9 persen, kontribusi terhadap PDB nasional hanya 60 persen.

"Produktifitas petani kita rendah karena usaha perorangan tidak bisa masuk skala ekonomi," kata Teten.

Menurut Teten, mayoritas petani kita memiliki lahan yang sempit, sehingga tercipta keterbatasan dalam hal kualitas dan suplai produk. Maka dari itu menurutnya, peran koperasi cukup diperlukan untuk bisa mengonsolidasikan para petani menggenjot produksi.

"Lagi-lagi, dalam kondisi seperti itu, koperasi bisa mengonsolidasi petani-petani berlahan sempit tersebut," kata Teten.

Lebih dari itu, dengan korporatisasi petani khususnya di sektor pangan, harus menggandeng offtaker agar produk pertanian terjaga suplai dan kualitasnya. "Saya contohkan petani bawang di Brebes, yang sejahtera itu tengkulaknya, bukan petaninya. Fungsi tengkulak bisa digantikan koperasi. Koperasi yang harus membeli produk petani yang akan diserap offtaker. Ini model bisnis yang sedang kita bangun," kata dia.

Oleh karena itu, Teten mengajak koperasi-koperasi besar untuk masuk ke sektor produksi, seperti pertanian, kelautan, peternakan, dan sebagainya agar bisa meningkatkan kontribusi ekonomi secara masif."Bayangkan, kita masih impor susu, sedangkan kita punya banyak petani susu. Namun, masih berskala ekonomi rendah. Kita bisa konsolidasikan potensi itu lewat koperasi hingga masuk skala ekonomi," kata Teten.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement