EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi sebesar 2,23 persen pada kuartal satu 2021. Adapun realisasi ini menunjukkan arah yang membaik jika dibandingkan dengan kuartal dua sampai empat pada 2020.
Tercatat pada kuartal dua 2020 konsumsi rumah tangga terkontraksi sebesar 5,52 persen, kuartal tiga 2020 sebesar 4,05 persen, dan kuartal empat 2020 sebesar 3,61 persen.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan mengatakan di antara enam komponen konsumsi rumah tangga, terdapat dua komponen yang masih tumbuh positif yaitu perumahan dan perlengkapan rumah tangga sebesar 1,27 persen, serta kesehatan dan pendidikan sebesar 0,31 persen. Sedangkan empat lainnya masih terkontraksi seperti makanan dan minuman selain restoran sebesar minus 2,31 persen, pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya sebesar minus 2,71 persen, transportasi dan komunikasi sebesar minus 4,24 persen, serta restoran dan hotel sebesar minus 4,16 persen.
“Yang masih mengalami kontraksi cukup dalam adalah transportasi dan komunikasi, satu lagi adalah restoran dan hotel,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (5/4).
Menurut Suhariyanto, terdapat banyak indikator kontraksi komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kuartal satu 2021. Misalnya, penjualan eceran masih terkontraksi sebesar 17,19 persen, seluruh kelompok penjualan makanan dan minuman, tembakau, sandang, suku cadang, serta aksesoris.
Selain itu, penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor, jumlah penumpang angkutan rel, laut, udara, serta tingkat hunian kamar hotel. “Angkutan rel masih terkontraksi 58 persen, angkutan laut 38 persen, dan angkutan udara 65 persen. Tingkat penghunian kamar hotel juga masih terkontraksi sebesar 35,71 persen,” ucapnya.