Mewakili Gubernur Aceh, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Aceh Ir. Mawardi dalam sambutannya menyampaikan bahwa MoU yang baru saja ditandatangani antara BPH Migas dengan Universitas Syiah Kuala, pemerintah Aceh mendukung penuh, semoga bisa berjalan sesuai dengan amanat UU nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Daerah Aceh dan Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2018 tentang pengelolaan bersama SDA Migas Aceh.
Selain itu tindak lanjut MoU BPH Migas dengan BPMA 19 Februari lalu , dan diskusi prospek pengembangan dan pemanfaatan LNG, membahas hal-hal strategis penting sebagai tindak lanjut.
Pembangunan pipa gas open access Arun-Banda Aceh sepanjang 230 km yang akan dibangun disisi jalan tol.
Sehingga pelaksanaannya, perkembangan tiap tahun dan optimalisasinya sebagai terminal Migas. Jika pembangunan Pipa gas ini sukses akan dapat mempercepat pembangunan kawasan industri Aceh.
Karena itu, MoU ini penting untuk bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin, terutama untuk memajukan sektor Migas Aceh."Semoga diskusi pertemuan ini, dimana dihadiri para pakar, bisa menelurkan langkah-langkah terbaik untuk memajukan Aceh," ujarnya.
Selanjutnya, Kepala BPH Migas Dr. M Fanshurullah Asa, MT dalam sambutannya menyampaikan bahwa dirinya bersama team, untuk sampai di Aceh kali ini, telah menempuh perjalanan darat 2.500 sampai dengan 3.000 km, 72 jam, karena itu jika dihitung pulang pergi nantinya akan mencapai kisaran 6.000 km.
Mengambil pengibaratan perjalanan 2.300 tahun sebelum masehi yang dilakukan Iskandar Agung, 6.000 km invasi sampai India, demikian juga Napoleon Bonaparte. "Jadi perjalanan kami, untuk menguji mentalitas, untuk memahami Indonesia secara utuh, melewati berbagai suku, agama, untuk meningkatkan penghayatan, internalisasi diri," ujar Fanshurullah Asa Kepala BPH Migas.
Lanjut Ifan, sapaan M. Fanshurullah Asa, menyampaikan pada kesempatan ini banyak hal yang bisa dilihat, intinya mensinergikan semua potensi, ada istilah pentahelix yaitu kombinasi antara akademis, bisnis, goverment, civil society. Dulu hanya triple helix, yang diadopsi Komite Inovasi Nasional. Ternyata dalam perkembangannya mewujudkan keunggulan komparatif perlu pelibatan masyarakat untuk mewujudkan koordinasi dan kolaborasi.
BPH Migas direncanakan akan menjalin hubungan kerjasama dengan 34 universitas. Saat ini sudah tanda tangan MoU dengan sembilan Universitas termasuk Universitas Syiah Kuala ini. Ifan menambahkan BPH Migas mempunyai PNBP sekitar Rp 1 Trilliun, yang terpakai hanya Rp 270 miliar, sisanya masih banyak. Pemanfaatan yang tepat haruslah kembali untuk kepentingan lingkup Hilir Migas.
"Ini potensi. Nanti kita siapkan, susun, inventarisasi yang bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan ini. Kalau bisa ada yang spesifik untuk kepentingan Aceh. LNG bisa diregassifikasi untuk banyak hal," ujarnya
"RPJMN 2020 sd 2024 ditarget akan membangun 4 juta jargas, saat ini baru terwujud sekitar 500 rb lebih. Kalau 1 sambungan rumah senilai 10 juta, maka masih perlu 35 T, masih banyak. Nah bagaimana ini bisa dibangun tanpa mengandalkan APBN, pakai investasi bisa BUMN, BUMD, ataupun swasta misalnya," ungkap Ifan.