EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, semakin banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang masuk ekosistem digital. Per Mei 2021, sebanyak 13,5 juta telah bergabung ke platform digital.
Dengan begitu, naik 21 persen dibandingkan awal pandemi yang baru delapan juta UMKM. Ia mengatakan, permintaan pasar market digital memang ada.
"UMKM saya kira punya pengalaman luar biasa. Dari krisis ke krisis, mereka mampu melakukan adaptasi dan inovasi produk, dan salah satunya mereka pindah ke online," ujar Teten dalam Diskusi Bersama Kadin dan Shopee Indonesia, Senin (14/6).
Maka, kata dia, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM masuk ke ekosistem digital pada 2024. Hanya saja, terdapat beberapa tantangan yang masih dihadapi demi mencapai target tersebut.
Di level usaha mikro, literasi digital menjadi tantangan. "Ini sudah ada solusinya, dengan dibantu oleh para reseller untuk membantu UMKM yang masih ada masalah literasi digital dan jumlah SDM mereka yang (mengurus) produksi dan berjualan online yang gerakannya cepat," ujar Teten.
Tantangan kedua, kata dia, terkait kapasitas produksi. Sebab ketika UMKM melakukan penjualan online, mereka harus memastikan persediaan produknya.
"Sekarang muncul platform lokal yang tinggi penjualannya di media sosial. Ada juga aplikasi yang membantu payment dan logistik berjualan di media sosial. Ini tahap pertama sebelum mereka masuk ke e-commerce dengan market lebih besar," tuturnya.
Tantangan berikutnya, ujar Teten, yaitu kualitas dan daya saing produk. UMKM harus mulai memikirkan penjualan ekspor.
Sebab, banyak produk UMKM yang bagus, tinggal diperbaiki saja pengemasannya.
Secara keseluruhan, Indonesia harus siap memasukkan produk UMKM ke penjualan ekspor. Sebab ekspor UMKM masih rendah, baru sekitar 14 persen dari total ekspor nasional.