Dalam upaya mencapai target tersebut, Kementerian ESDM tengah menjalankan beberapa program percepatan pengembangan EBT, yaitu dengan melakukan substitusi energi primer dengan tetap menggunakan eksisting teknologi seperti program B30, cofiring dan pemanfaatan Refused Derivative Fuel (RDF); konversi energi primer fosil melalui penggantian PLTD atau PLTU dengan pembangkit EBT, biogas dan pellet untuk memasak; penambahan kapasitas pembangkit EBT untuk memenuhi demand baru dengan fokus pengembangan PLTS; dan pemanfaatan EBT non listrik/non BBN seperti briket dan pengeringan produk pertanian biogas.
Program Patriot Energi sebelumnya pernah dilaksanakan Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal EBTKE pada tahun 2015-2016. Program tersebut mendayagunakan 160 orang generasi muda yang telah dididik dan dilatih oleh Kementerian ESDM bekerjasama dengan Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) dengan pembiayaan APBN, yang ditugaskan di 160 desa, di 39 Kabupaten, di 18 Provinsi selama lima bulan hingga satu tahun. Lokasi penugasan tersebar dari Kepulauan Mentawai hingga Keerom, Papua.
Program Patriot Energi yang akan dimulai di tahun 2021 akan bekerja sama dengan IBEKA, menjaring 100 pemuda-pemudi yang akan bertindak sebagai fasilitator lapangan di daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan wilayah Transmigrasi, melaksanakan survei potensi EBT di daerah, membantu program de-Dieselisasi PT PLN (Persero), dan membantu kemandirian listrik desa.