Selasa 20 Jul 2021 17:37 WIB

Pengusaha Hadapi Kondisi Sangat Berat Jika PPKM Diperpanjang

Pemerintah diminta beri stimulus khusus kepada UMKM selama PPKM Darurat.

Red: Indira Rezkisari
Sejumlah penyedia jasa servis handphone menawarkan jasanya di kawasan Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta, Selasa (13/7). Dampak dari ditutupnya mall karena PPKM darurat yang diberlakukan pemerintah pada 3 hingga 20 Juli 2021, membuat sejumlah penyedia jasa servis handphone menawarkan jasanya di pinggir jalan sekitar PGC untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penyedia jasa servis handphone menawarkan jasanya di kawasan Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta, Selasa (13/7). Dampak dari ditutupnya mall karena PPKM darurat yang diberlakukan pemerintah pada 3 hingga 20 Juli 2021, membuat sejumlah penyedia jasa servis handphone menawarkan jasanya di pinggir jalan sekitar PGC untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Republika/Putra M. Akbar

EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, mengatakan pengusaha akan menghadapi kondisi yang teramat berat jika kebijakan PPKM Darurat diperpanjang. Pengusaha juga menanti keputusan pemerintah memperpanjang atau tidak PPKM.

"Kalau dari sisi pengusaha dengan perpanjangan ini sudah tentu semakin berat dan sekarat. Namun kami tidak ada pilihan juga untuk tetap mendukung kebijakan ini agar kita cepat keluar dari badai ini," katanya, Selasa (20/7).

Baca Juga

Pengusaha kini tengah menunggu pengumuman resmi dari pemerintah terkait perpanjangan PPKM Darurat. Menurut Sarman, jika diperpanjang sampai 6 minggu ke depan seperti disampaikan Menteri Keuangan, pengusaha merasa cukup keberatan.

Sementara jika diperpanjang hingga akhir Juli, pengusaha mungkin akan mulai menghitung ulang daya tahan arus kas (cash flow). "Kita menyadari bahwa angka kasus Covid-19 masih tinggi di angka 34 ribuan, artinya memang tidak ada pilihan pemerintah selain dari memperpanjang PPKM Darurat ini. Semoga jika (ada) perpanjangan sampai akhir bulan Juli ini daya tahan pengusaha masih kuat dan tidak melakukan rasionalisasi dalam bentuk PHK," katanya.

Sarman juga berharap pemerintah bisa memberikan stimulus khusus kepada UMKM selama PPKM Darurat. Pasalnya, UMKM seperti warung makan di gedung perkantoran, pedagang keliling, warung mi/bakso, salon, pedagang kaki lima dan aneka jasa lainnya seperti pedagang/service handphone di pusat perdagangan praktis tidak dapat berjualan atau beroperasi.

"Harus ada bantuan khusus supaya mereka dapat bertahan," imbuhnya.

Sarman berharap setelah PPKM Darurat Indonesia sudah mampu mengendalikan dan menekan penularan Covid-19. Dibarengi dengan meratanya jumlah warga yang sudah divaksin, khususnya di provinsi yang jadi penggerak ekonomi, pemerintah bisa menarik kembali rem darurat dan memperlonggar berbagai aktivitas perekonomian dan masyarakat.

"Dengan mulai bergairah kembali berbagai aktivitas perekonomian, maka konsumsi rumah tangga semakin meningkat dan perlahan tapi pasti pertumbuhan ekonomi kita mengalami peningkatan khususnya di kuartal III-2021 yang ditargetkan di kisaran 4 persen," katanya.

Pemerintah juga diminta untuk mengeluarkan kebijakan yang mempermudah dunia usaha, khususnya UMKM, untuk mendapatkan modal kerja dengan skema khusus. "Mengapa dengan skema khusus karena kalau memakai skema perbankan murni banyak pelaku usaha/UMKM yang tidak mampu memenuhi persyaratan terutama dari sisi cash flow-nya yang dari tahun lalu sampai saat ini tidak menentu," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement