Mata uang
Ringgit Malaysia dan peso Filipina telah merosot hampir dua persen dan tiga persen masing-masing terhadap greenback kuartal ini, sementara baht Thailand adalah salah satu mata uang berkinerja terburuk di dunia setelah melemah hampir empat persen.
Dampak Virus
Mata uang ASEAN telah menjadi pecundang regional terbesar kuartal ini. Hal ini mengingat kesenjangan output yang besar yang diperkirakan akan bertahan di ekonomi ASEAN.
“Kami sekarang memperkirakan depresiasi lebih lanjut untuk mata uang ini dalam beberapa bulan mendatang," tulis analis HSBC Holdings Plc termasuk Paul Mackel dalam catatan baru-baru ini.
Bagi Alvin Tan, kepala strategi mata uang Asia di RBC Capital Markets di Hong Kong, strateginya sekarang adalah menetapkan level di mana investor akan membeli mata uang pada pelemahan lebih lanjut. Dia merekomendasikan menjual dolar terhadap rupiah Indonesia sekitar 14.550 dan terhadap ringgit Malaysia di dekat 4,30.
Penyaluran Kredit
Namun, tidak setiap kelas aset berada di bawah tekanan. Utang korporasi Asia Tenggara telah terbukti tangguh terhadap ekuivalen regionalnya karena proporsi yang lebih tinggi dari surat berharga tingkat investasi dan emiten yang didukung pemerintah. Imbal hasil ekstra pada obligasi dolar korporasi Asia atas rekan-rekan Asia Tenggara telah melonjak ke level tertinggi setidaknya dalam tiga tahun, mencerminkan kekalahan utang China.
Manajer portofolio Asia Credit Bond Strategy T. Rowe Price di Hong Kong Sheldon Chan mengatakan tantangan kebijakan yang lebih ketat di China, eksposur ke pasar Asean membantu memberikan beberapa diversifikasi portofolio pendapatan tetap Asia.
“Terlepas dari ancaman varian virus dan peluncuran vaksin yang lebih lambat pada prospek pertumbuhan jangka pendek, kami masih tetap nyaman bahwa kawasan secara keseluruhan tetap cukup tersangga dengan baik terhadap kerentanan eksternal,” ucapnya.