Direktur Utama BJBR Yuddy Renaldi mengungkapkan, perusahaan telah mengembangkan digitalisasi melalui BJB Digi sejak awal 2020. “Digitalisasi dan kuatnya hubungan antara BJBR dengan pemerintah daerah turut menyukseskan transformasi digital yang dilakukan,” ucapnya.
Pada tahun ini, BJBR meluncurkan beberapa layanan digital baru yang tumbuh dengan cepat, yakni penyaluran kredit secara online bagi UMKM hingga quick response code Indonesian standard (QRIS). Yuddy menyebut telah meluncurkan BJB LAKU sebagai layanan akses kredit UMKM berbasis online.
“Dengan pinjaman bagi UMKM yang selama ini masih tradisional kini sudah melayani lewat digital. Dengan pengajuan melalui aplikasi dan persetujuan dalam satu hari, UMKM pun bisa mendapatkan modal secara cepat untuk usahanya,” ucapnya.
Kemudian, penggunaan QRIS BJBR pun meningkat pesat. Pada Desember 2020 jumlah merchant yang terhubung baru 7.540 dan kini sudah ada lebih dari 154 ribu atau naik 20 kali lipat. Hal ini pun membuat fee based income meningkat enam persen pada Mei 2021.
“Kami menargetkan ada satu juta merchant yang terhubung dengan QRIS dari BJBR. Pertumbuhannya signifikan, tahun lalu masih mencoba karena baru inisiasi dan mendapatkan support OJK dan BI, namun sekarang sudah berkembang dengan banyak fitur. Kami juga sudah kerja sama dengan fintech," ucapnya.
Selain mengembangkan layanan digital, menurutnya, BJBR juga fokus melindungi sistem digital yang dibangun ini dari serangan siber. Bahkan BJBR telah memiliki dua divisi yang berkoordinasi untuk menangani IT dan digital banking, yang semula hanya dari unit bisnis.
"Kami melihat pentingnya digitalisasi, dan pentingnya fee based income dari digitalisasi kami sebagai bank. Setiap layanan baru layanan digital ini harus dilakukan proteksi sebaik-baiknya, kami menyiapkan belanja modal sekitar Rp 850 miliar dalam pengembangan IT dan keamanan dari produk layanan kami," kata dia.