Jumawan menambahkan bahwa ketika program ini berjalan, Pertamina selalu hadir dan berperan aktif untuk meningkatkan program konservasi ini. Mulai dari infrastruktur hingga strategi konservasi ke depannya.
“Sebelum adanya Pertamina masuk kesini, saya mengambil air laut, prosesnya hampir satu KM. Beban dari kelompok sangat berat, setelah datangnya Pertamina alhamdulillah lebih mudah dengan lokasi konservasi yang dekat dengan tepi pantai. Kami ucapkan terima kasih karena kegiatan kami sangat terbantu dari Pertamina” tambah Jumawan.
Sejak tahun 2019 hingga saat ini, total tukik yang telah dilepasliarkan oleh Pertamina dan Kelompok Nagaraja mencapai 444 tukik penyu lekang. Tahapan yang dilakukan meliputi evakuasi telur penyu yang mendarat di pinggir pantai, proses penetasan secara semi alami, kurang lebih 47 hari. Kemudian setelah menetas dan menjadi tukik kecil, dilakukan proses perawatan selama satu hingga tiga bulan sebelum akhirnya dilepasliarkan ke habitatnya.
“Program konservasi penyu ini merupakan bentuk komitmen Pertamina dalam pelestarian lingkungan di wilayah operasinya. Pertamina bukan hanya berperan dalam pengembangan infrastruktur konservasi, namun turut pula bersama Kelompok Nagaraja untuk membentuk program yang berkelanjutan. Bukan hanya melepasliarkan, tapi turut merancang system edukasi terkait kegiatan konservasi ini, kepada masyarakat sekitar pantai dan kepada pihak lainnya” tutup Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho.