Kamis 02 Sep 2021 19:27 WIB

Kekurangan Cip Komputer Berdampak Pada Industri Mobil Global

Industri mobil kehabisan cip akibat peningkatan produksi industri elektronik.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi pabrik mobil. Kekurangan cip komputer berdampak pada produksi mobil global.
Foto: Business Week
Ilustrasi pabrik mobil. Kekurangan cip komputer berdampak pada produksi mobil global.

EKBIS.CO,  LONDON -- Kekurangan cip komputer di level global telah berdampak signifikan pada industri mobil. Menurut Vauxhall Motors, kondisi itu tidak mungkin membaik sebelum akhir tahun ini.

Managing Director Vauxhall, Paul Willcox, mengatakan, industri menghadapi masalah dalam dua atau tiga bulan ke depan. Namun, dia menegaskan tidak perlu ada perombakan besar-besaran pada rantai pasokan, dilansir di BBC, Kamis (2/9).

Baca Juga

Inggris telah mengalami kekurangan semikonduktor selama setahun terakhir yang dipicu oleh krisis Covid-19. Pada tahap awal pandemi, ada pengurangan dramatis dalam produksi mobil dan kendaraan komersial. Ini diikuti oleh lonjakan hasil produksi ketika gelombang pembatasan kawasan pertama berakhir.

Tetapi ketika pabrik mobil mencoba untuk meningkatkan produksi, mereka mendapati pasokan semikonduktor yang tersedia telah diambil oleh industri lain. Terutama sektor elektronik yang mengalami ledakan penjualan.

Kendaraan moderen dapat memiliki ratusan cip di dalamnya. Mereka digunakan dalam kontrol mesin, sistem hiburan, mekanisme keselamatan, klaster instrumen, dan sebagainya. Kekurangan cip memaksa produsen kendaraan di seluruh dunia untuk membatasi produksi.

Vauxhall tidak terkecuali. Produksi di kedua pabriknya di Inggris di Pelabuhan Ellesmere dan Luton telah terganggu pada waktu yang berbeda. Menurut Willcox, efeknya masih terasa.

"Ini jelas telah menekan kemampuan kami untuk memproduksi," kata Willcox di Commercial Vehicle Show di Birmingham.

"Jika Anda melihat industri di Inggris bulan ini, penjualan kendaraan komersial, yang sangat meningkat tahun ini, naik 59 persen, bulan ini turun 20 persen, dan jelas sebagian besar itu karena kekurangan pasokan," kata dia menambahkan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement