EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan sebesar 4,74 miliar dolar AS. Kepala BPS, Margo Yuwono, menyatakan, nilai ekspor tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang masa.
"Ini surplus tertinggi menggantikan rekor tertinggi surplus dagang terakhir pada Desember 2006 yang sebesar 4,64 miliar dolar AS," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu (15/9).
Margo mengatakan, surplus dagang yang dicapai pada Agustus lalu sekaligus membukukan tren surplus secara 16 bulan berturut-turut. Pihaknya berharap, angka surplus dagang dapat terus dicapai agar membantu pemulihan ekonomi nasional yang mulai berjalan.
Mengutip data BPS, nilai ekspor selama Agustus 2021 mencapai 21,42 miliar dolar AS, terdiri atas ekspor migas 1,07 miliar dolar AS dan ekspor non migas 20,36 miliar dolar AS. Adapun nilai ekspor naik 20,95 persen secara bulanan (month to month/mtm) juga naik 64,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Capaian nilai ekspor tersebut juga merupakan yang tertinggi setelah rekor tertinggi terakhir pada Agustus 2011 silam yang sebesar 18,6 miliar dolar AS.
Lebih lanjut, khusus sektor nonmigas, ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan 340 juta dolar AS, naik 17,84 persen secara mtm atau turun tipis 0,42 persen secara yoy. Adapun ekspor industri pengolahan 16,37 persen, meningkat 20,67 persen mtm juga naik 52,62 persen yoy. Sementara itu, ekspor pertambangan dan lainnya tercatat 3,64 miliar dolar AS, naik 27,23 persen mtm dan melonjak 162,89 persen yoy.
Pangsa pasar ekspor nonmigas terbesar yakni China sebesar 4,78 miliar dolar AS. Selanjutnya disusul Amerika Serikat 2,25 miliar dolar AS, serta India 1,72 miliar dolar AS.
Margo melanjutkan dari sisi impor, tercatat sebesar 16,68 miliar dolar, terdiri dari impor migas 2,05 miliar dolar AS dan impor non migas 14,63 miliar dolar AS. Angka impor tersebut mengalami kenaikan 10,35 persen secara mtm, juga naik 55,26 persen secara yoy.
Menurut penggunaan barang, impor barang konsumsi mencapai 1,89 miliar dolar AS, naik 16,34 persen secara mtm juga naik 58,23 persen secara yoy. Kemudian impor bahan baku/penolong tercatat 12,38 persen, tumbuh 8,39 persen mtm dan 59,59 persen secara yoy. Sementara impor barang modal sebesar 2,41 miliar dolar AS, naik 16,44 persen mtm serta naik 34,56 persen yoy.
"Kenaikan impor Agustus khususnya bahan baku dan barang modal menggambarkan kebutuhan industri yang semakin bagus karena ini menandakan permintaan terhadap industri yang meningkat dan kebutuhan peningkatan kapasitas produksi," kata Margo.
BPS pun mencatat, sama halnya dengan ekspor, pangsa pasar impor terbesar yakni China senilai 4,96 miliar dolar AS. Kemudian impor terbesar kedua datang dari Jepang sebesar 1,32 miliar dolar AS serta Thailand sebesar 780 juta dolar AS.