Hal yang sama disampaikan Sukarman, Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Kabupaten Blitar. Ia mengungkapkan rasa terima kasih karena mendapatkan distribusi jagung yang pendistribusian dibiayai Kementan. Jagung sudah didrop ke para peternak.
“Terima kasih kami ucapkan untuk Bapak Presiden dan Bapak Menteri yang telah membantu penyediaan jagung, hari ini datang 100 ton di dua titik. Kami menunggu pengiriman berikutnya, sekali lagi terima kasih,” ujar Sukarman.
Sementara itu, Suprans, salah satu petani jagung Blitar berharap untuk menjamin pasokan jagung bagi peternak mandiri, produksi petani dapat ditampung semua sehingga nantinya tidak ada masalah kelangkaan stok jagung untuk pakan. “Kalau perlu penambahan lagi kami akan dukung, kami perlu pipanisasi untuk pengairan supaya petani bisa tanam jagung untuk cukupi kebutuhan peternak yang lebih banyak,” ujar Suprans.
Selain bantuan nyata pada jagung, pada Sabtu (19/9) Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga menggelar penandatanganan perjanjian kerja sama antara petani jagung di Sumenep, Bojonegoro, Blitar dan Lamongan dengan peternak Blitar sehingga pendistribusian jagung ke peternak layer mandiri benar-benar terjamin. Kerjasama ini berlaku hingga 31 Desember 2022 dan dapat diperpanjang lagi sesuai kebutuhan dan kesepakatan.
Pada pertemuan tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo mengatakan surplus jagung di Jatim sebesar 3,9 juta ton pipil kering. Perkembangan jagung di Jatim berdasar realisasi luas panen mencapai 1,061 juta ha dengan potensi hasil 5,88 juta ton pipil kering. Dengan demikian, adanya kerjasama petani jagung binaan Kementan di Jawa Timur dengan peternak Blitar dapat menjamin harga jagung petani dan pasokan jagung bagi peternak dengan harga yang wajar.
“Kalau hitungan kebutuhan pakan ternak 3,6 juta ton, maka produksi jagung Jatim bisa dikatakan mampu memenuhi. Memang setiap tahun terjadi permintaan jagung baik pakan maupun pangan sehingga memang perlu petani jagung dan peternak duduk bersama mengatasi solusi harga pakan ternak,” ujar Hadi.
Hadi meyakinkan bahwa produksi jagung di Jatim lebih dari cukup. Ini tentunya berdasarkan data sesuai laporan dari Kabupaten-kabupaten tentang kondisi panen jagung. Tanam jagung akan dimulai di bulan Oktober dan Dinas Pertanian kabupaten akan terus melaporkan data panen jagung secara mingguan.