Bank DBS merilis hasil survei edisi ketiga DBS Readiness Survey yang melibatkan 1.000 usaha kecil dan menengah (UKM) di wilayah Asia-Pasifik (APAC) terkait posisi mereka dalam hal digitalisasi.
Survei menunjukkan kemajuan strategi digitalisasi UKM Indonesia baru sebesar 20%. Sementara posisi pertama diduduki oleh Singapura (72%), kemudian Hongkong (47%), Tiongkok (44%), Taiwan (38%), lalu India (25%).
Baca Juga: Survei DBS: 53% Perusahaan Besar dan Pasar Menengah di Kawasan APAC Masih Tahap Awal Digitalisasi
Group Head of SME Banking DBS Joycee Tee mengungkapkan banyak UKM di wilayah Asia yang menyadari manfaat transformasi digital dan sangat berminat untuk mengalihkan bisnis mereka ke aspek digital. Akan tetapi, ada beberapa hal yang menghambat niat mereka mentrasformasikan bisnis mereka ke digital.
"Biaya untuk menerapkan teknologi baru dan persaingan ketat untuk bakat digital menghambat kemajuan mereka. Untuk beberapa UKM, tampaknya juga ada kesenjangan pengetahuan atau kurang rasa percaya diri untuk memulai," kata Joycee Tee dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Ekonomi, Selasa (21/9/2021).
Berdasarkan hasil survei, hanya sekitar 41% UKM yang memiliki rencana memindahkan strategi bisnis mereka ke digital. Kemudian, hanya 12% yang memiliki strategi digital yang jelas.
Tiga tantangan utama yang dihadapi UKM di wilayah APAC di antaranya biaya tinggi untuk menerapkan teknologi baru (63%), ketersediaan bakat digital (37%), dan masalah keamanan siber (23%).
Sementara itu, dalam hal pembelanjaan digital, survei menunjukkan UKM memiliki tiga prioritas utama mengenai investasi digital. Ketiga prioritas tersebut mencakup penjualan dan saluran distribusi (55%). pendanaan perdagangan dan rantai pasok (47%), dan pengadaan (47%).