EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank sentral AS, The Federal Reserve (the Fed), mengisyaratkan siap untuk mengurangi program pembelian obligasi (tapering off) serta menaikkan suku bunga hingga 2022. Hal ini mencerminkan keyakinan kuat bahwa ekonomi AS segera pulih sepenuhnya.
Gubernur the Fed Jerome Powell mengatakan, bank sentral akan mengumumkan pengurangan pembelian obligasi pada November jika ekonomi terus melanjutkan pemulihan. Pemulihan juga tercermin dari tingkat inflasi yang naik tajam sebesar dua persen.
The Fed telah membeli surat utang berharga negara AS senilai 80 miliar dolar AS dan sekuritas berbasis perumahan senilai 40 miliar dolar AS setiap bulan sejak tahun lalu. Langkah ini dilakukan untuk menjaga suku bunga jangka panjang tetap rendah dan memacu permintaan.
The Fed telah beberapa kali menyampaikann rencananya tentang memperlambat pembelian obligasi. Namun pengumuman resminya kemungkinan baru akan dilakukan pada pertemuan the Fed pada 2-3 November.
The Fed akan mengrangi pembelian secara bertahap dan berakhir pada pertengahan tahun 2022. Dalam proyeksi terbaru, dikutip Market Watch, the Fed juga memperkirakan tiga kenaikan suku bunga pada 2023 dan tiga lagi pada 2024, sehingga suku bunga acuan naik menjadi 1,8 persen pada akhir periode.
Bank sentral memperkirakan tingkat inflasi akan mencapai sekitar 4,2 persen pada tahun 2021, menurut proyeksi barunya. Banyak ekonom meragukan inflasi akan turun secepat yang diharapkan the Fed.
Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan akan melambat dari perkiraan 5,9 persen tahun ini menjadi 3,8 persen pada 2022 dan 2,5 persen pada 2023. Potensi pertumbuhan ekonomi jangka panjang diperkirakan sekitar 2,5 persen per tahun.
Tingkat pengangguran juga diperkirakan turun menjadi 3,5 persen pada 2023 dan menyamai level terendah 50 tahun yang terakir sebelum munculnya pandemi.