EKBIS.CO, JAKARTA – Merger PT Pelabuhan Indonesia (Persero) resmi efektif sejak 1 Oktober 2021. Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono mengungkapkan hal tersebut akan berdampak positif pada kinerja perusahaan selanjutnya.
"Terintegrasi melalui standarisasi bisnis yang lebih baik yang kemudian akan meningkatkan daya saing dan kinerja Pelindo. Dengan demikian, meningkatkan konektivitas maritim di seluruh Indonesia," kata Ali dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (8/10).
Ali mengatakan, penggabungan Pelindo I-IV ke dalam PT Pelindo (Persero) juga akan memberikan dampak positif pada jangka menengah dan panjang. Dia menuturkan penggabungan Pelindo akan memberikan posisi kompetitif yang lebih kuat.
"Penggabungan Pelindo akan memungkinkan terjadinya layanan pelabuhan yang terintegrasi," ungkap Ali.
Ali menambahkan, penggabungan tersebut nantinya akan meningkatkan skala dan diversifikasi Pelindo. Hal tersebut dapat tercapai karena kapasitas throughput peti kemas meningkat menjadi 16,7 juta TEUs.
"Kondisi ini menjadikan Pelindo sebagai operator terminal peti kemas terbesar kedelapan di dunia," ujar Ali.
Saat ini, Pelindo juga sudah menerima peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Sebelumnya PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) bertindak sebagai surviving entity atau perusahaan penerima penggabungan dengan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero).
Pefindo juga memberikan peringkat AAA atas Obligasi I 2016 yang sebelumnya diterbitkan oleh Pelindo I dan Obligasi I 2018 yang sebelumnya diterbitkan oleh Pelindo IV. Saat ini diambil alih oleh Pelindo dengan adanya penggabungan usaha.
Dengan peleburan tersebut, Ali mengatakan Pefindo juga telah mencabut peringkat Pelindo I dan Pelindo IV. Peringkat perusahaan terakhir untuk Pelindo I dan Pelindo IV masing-masing adalah AA-/Stabil dan AA/Stabil.
Selain itu, Pefindo juga menilai tingkat dukungan dari pemerintah lebih kuat jika terjadi kesulitan keuangan setelah adanya penggabungan Pelindo. Hal tersebut dikarenakan peran strategis Pelindo yang penting.
"Pemerintah akan terus memegang kendali yang kuat atas Pelindo dalam jangka pendek hingga menengah, untuk memastikan bahwa strategi Pelindo selaras dengan agenda dan kebijakan pemerintah," ungkap Ali.