Rabu 27 Oct 2021 16:25 WIB

Sri Mulyani: Pemerintah Tanggung Klaim 511.700 Pasien Covid

Menkeu menyebut belanja barang yang diperuntukkan pasien Covid juga meningkat

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pemerintah telah menanggung pembayaran klaim pasien Covid-19 sebanyak 511.700 orang. Hal ini dilakukan agar pemulihan ekonomi bisa berlangsung seiring bantuan yang diberikan pemerintah.
Foto: Prayogi/Republika
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pemerintah telah menanggung pembayaran klaim pasien Covid-19 sebanyak 511.700 orang. Hal ini dilakukan agar pemulihan ekonomi bisa berlangsung seiring bantuan yang diberikan pemerintah.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pemerintah telah menanggung pembayaran klaim pasien Covid-19 sebanyak 511.700 orang. Hal ini dilakukan agar pemulihan ekonomi bisa berlangsung seiring bantuan yang diberikan pemerintah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah berupaya meningkatkan belanja negara di tengah pandemi Covid-19.

"Belanja barang juga ditujukan untuk membayar klaim pasien yang terkena Covid-19. Jumlah perawatan bagi 511.700 pasien yang ditanggung pemerintah," ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (27/10).

Menurutnya secara keseluruhan belanja barang tumbuh 42,4 persen. Adapun belanja barang digunakan penanganan Covid-19 bidang kesehatan. 

“Belanja barang yang tadi tumbuh 42,4 persen digunakan terutama akselerasi program penanganan bidang kesehatan yaitu pengadaan 107,3 juta dosis vaksin dan pelaksanaan vaksinasi yang dipercepat mencapai lebih dari dua juta per hari," ucapnya.

Dari pos belanja barang, pemerintah juga menyalurkan bantuan subsidi upah (BSU) bagi 5.070.000 pekerja. Kemudian perlindungan sosial bagi keluarga miskin dan rentan pemerintah memberikan bantuan sosial kepada sepuluh juta keluarga PKH dan 17 juta keluarga yang dapat bantuan sembako, serta sepuluh juta keluarga penerima bantuan sosial tunai (BST).

Dari sisi kinerja APBN, belanja yang dipercepat dan fleksibel, serta pendapatan negara yang makin baik, defisit APBN terjaga sebesar Rp 452 triliun atau 2,74 persen.

"Defisit ini jauh lebih kecil dibandingkan periode yang sama 2020 dan penurunan ini menggambarkan konsolidasi fiskal sudah mulai bisa dilakukan," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement