Sementara itu, PT Pertamina (Persero) dalam paparannya memastikan Indonesia akan memanfaatkan potensi panas bumi dalam negeri untuk bisa menjadi bagian dalam langkah penurunan emisi karbon. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan salah satu langkah dalam mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia adalah pada tahun depan bersama PT PLN (Persero), Pertamina akan membentuk perusahaan panas bumi terbesar di Indonesia.
"Langkah ini dilakukan untuk bisa meningkatkan potensi panas bumi di Indonesia untuk menjadi pembangkit listrik yang ramah lingkungan," kata Nicke dalam kesempatan yang sama.
tak hanya itu, dalam proyek panas bumi, Pertamina juga bisa mengambil manfaat dengan memanfaatkan hasil hydrogen dari hasil pembangkit listrik panas bumi yang ada. "Saat ini kami sedang melakukan pilot project di PLTP Ulubelu bersama PLN untuk proyek produksi hydrogen dari hasil pengoperasian PLTP," ujar Nicke.
Direktur Utama Vale Indonesia, Febriany Eddy, menjelaskan perseroan juga memiliki peran strategis dalam mengurangi emisi karbon. Perannya ada di hulu dalam segi penambangan nikel. Seperti diketahui Indonesia sedang mempercepat Electric Vehicle (EV) Ecosystem di Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dari sisi transportasi.
"Vale Indonesia berperan penting dalam pasokan nikel untuk industri ini, karena baik dari EV Ecosystem, Baterai untuk PLTS maupun EV memerlukan bahan baku nikel yang cukup besar," ujar Febi.
Febi menjelaskan saat ini Indonesia merupakan produsen 22 persen nikel di dunia. Indonesia bisa mengambil peran dalam menjadi pemain utama dalam pasar nikel.
Selain itu, dalam pengoperasioan pertambangan yang sesuai prinsip GCG, Vale Indonesia juga berperan dalam penggunaan energi bersih sebagai sumber energi pertambangan. Febi menjelaskan Vale Indonesia sudah memakai PLTA sebagai sumber energi listriknya. PLTA berkapasitas 365 MW ini mampu mengurangi 1 juta ton co2 karbon emisi.
"Ini juga menjadi komitmen kami dalam memberikan kontribusi perusahaan dalam menaikan porsi EBT dalam bauran energi dan mengurangi emisi karbon," ujar Febi.