EKBIS.CO, JAKARTA— Beragam program pemberdayaan usaha kecil menengah (UKM) dilakukan sejumlah lembaga fintech untuk mendongkrak pemulihan ekonomi.
Santara salah satunya. Fintech urun dana (equity crowdfunding) tersebut meluncurkan sebanyak 72 usaha kecil menengah (UKM) ke pasar sekunder. Dengan ini, investor bisa melakukan transaksi ekuitas dengan lebih mudah.
CEO Santara, R Andi Kartiko Utomo, mengatakan hadirnya UKM di pasar sekunder bisa menjadi strategi exit plan bagi investor dalam pengelolaan portofolio keuangan pembiayaan urun dana.
Dia menambahkan, sebanyak 72 UKM yang masuk pasar sekunder tersebut sudah disaring melalui beberapa kriteria, salah satunya adalah sudah beroperasi selama satu tahun.
“Sebanyak 72 ini (UKM) kami pilih yang bagus. Sebanyak 69 dari 72 tersebut sudah membagi deviden. Sengaja kita pilih agar secondary market lebih bergairah,” kata dia, dalam keterangannya, Senin (8/10).
Dia menjelaskan pasar sekunder adalah tempat jual beli saham para penerbit layaknya IDX sebagai strategi atau exit plan bagi investor dalam pengelolaan portofolio keuangan pembiayaan urun dana.
Melalui pasar Sekunder Santara ini dua manfaat yang didapat langsung, yakni dividen dan capital gain atau kenaikan saham perusahaan.
“Kehadiran Santara dengan aplikasi urun dana telah menjadi solusi dalam pendanaan bagi UKM yang saat ini tengah bertahan di masa pandemi agar bisa bertumbuh dengan baik,” kata Andi.
Menurut President Commissioner Santara, Mardigu Wowiek Prasantyo, perusahaan ingin berkontribusi dalam membantu UKM untuk naik kelas. Dengan demikian, perekonomian Indonesia bisa semakin kuat dan pulih dari pandemi.
“Kita berharap bisa berkontribusi pada sisi menengah UKM. Kita harapkan dengan masuknya Santara bisa mendorong UKM agar naik kelas,” ujarnya.
Hingga saat ini, Santara sudah menyalurkan pembiayaan dana sebesar Rp151.4 miliar ke 89 UKM yang terdaftar. Perusahaan sendiri menargetkan penyaluran pendanaan ke 1.000 UKM sebesar kurang lebih senilai Rp3 triliun hingga akhir 2022.