Sebagai langkah korektif dan memperkuat sistem, PLN terus mengembangkan aplikasi pemantauan batu bara yang ada di PLN saat ini, yaitu batu bara online menjadi super sistem digital yang mampu memberikan peringatan dini terkait ketersediaan batu bara yang sudah mendekati level tertentu, sistem antrean loading batu bara, bahkan sampai pemantauan data pemasok dalam mengirimkan batu bara sesuai komitmen kontraktualnya. Semua sistem administrasi akan dibuat digitalize yang terverifikasi dengan legal dan sah digunakan.
"Kami juga memastikan komitmen penugasan pemerintah dan pemenuhan DMO reguler akan dipenuhi oleh para mitra pemasok dengan memastikan setiap detil kebutuhan baik dari sisi kargo (volume batu bara) maupun dari sisi Armada (vessel/tongkang) melalui pemantauan day per day," tutur Agung.
Tak hanya itu, PLN pun telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk jangka menengah panjang seperti mengubah kontrak jangka pendek menjadi jangka panjang dengan klausul winwin dan continuous improvement pada sistem digitalisasi.
Sementara terkait pasokan Liquefied Natural Gas (LNG), dengan dukungan pemerintah dan para pemasok, PLN telah mendapatkan tambahan pasokan yang dapat digunakan untuk memaksimalkan pembangkit listrik berbahan bakar gas.
Di tengah pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19, lanjut Agung, pasokan listrik yang andal sangat dibutuhkan. Untuk itu, PLN akan memastikan bahwa listrik tidak padam. PLN terus berupaya dalam menjaga keandalan pasokan listrik yang berkualitas, mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air.
"Kami mengapresiasi dan berterima kasih atas dukungan pemerintan dan para mitra pemasok batu bara dan LNG yang telah membantu PLN mengamankan energi primer untuk pembangkit demi menghindari pemadaman listrik ke masyarakat," pungkas Agung.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pasokan batubara untuk pembangkit PLN sudah aman. Oleh karena itu, pemerintah membuka lagi keran ekspor meski secara bertahap.
"Pasokan untuk PLN sudah aman. HOP antara 15-25 hari itu sudah tercukupi semua," ujar Luhut di Kantornya, Senin (10/1/2022) malam.
Luhut mengatakan, pembukaan ekspor akan dilakukan pada Rabu (12/1/2022) secara bertahap. Ini dilakukan sesuai dengan kepatuhan pengusaha batu bara atas aturan Domestic Market Obligation (DMO).
Selain itu, Luhut mengatakan nantinya tidak ada lagi skema DMO yang berlaku. PLN nantinya akan membeli batu bara sesuai harga pasar.