EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energi (PGE), anak usaha Pertamina di bidang panas bumi bersiap diri untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini perusahaan telah melakukan kajian dan melakukan persiapan untuk melakukan IPO.
Coorporate Secretary PGE Muhammad Baron menjelaskan dalam menyongsong IPO yang akan dilakukan, perusahaan sedang melakukan kajian dan persiapan. "Sehubungan dengan informasi IPO, sedang melakukan kajian dan persiapan terhadap adanya sumber pendanaan melalui aksi korporasi tersebut," ujar Baron kepada Republika.co.id, Jumat (14/1/2022).
Namun Baron belum bisa merinci kapan tepatnya IPO akan dilakukan dan seperti apa prosesnya. Sebab, hal ini merupakan kewenangan pemerintah sebagai pemilik saham.
"Sebagai bagian dari keluarga besar BUMN, Perseroan percaya Pemerintah akan mengambil langkah terbaik untuk bisnis Geothermal kedepan," ujar Baron.
Baron mengatakan upaya mencari pendanaan dari berbagai cara ini dilakukan perusahaan untuk mendukung perkembangan bisnis dan optimalisasi potensi panas bumi di Indonesia."Saat ini PGE tetap fokus terhadap perkembangan bisnis dan optimalisasi potensi panas bumi sebagai sumber energi hijau di Indonesia," ujar Baron.
Wakil Menteri BUMN II, Pahala Nugraha Mansury mengatakan untuk memaksimalkan potensi pengembangan Geothermal maka Kementerian BUMN siap melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering/IPO, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pahala menjelaskan, IPO PGE ditargetkan bisa terealisasi pada semester I 2022.
"Insya Allah, PGE ini targetnya di semester I-2022 ini. Targetnya di registrasi di Maret, IPO kemudian di bulan Juni mungkin," ujar Pahala, Kamis (13/1).
Saat ini, PGE mengelola 15 wilayah kerja dengan kapasitas 1.877 MW. Dengan rincian, 672 MW dioperasikan sendiri dan 1.205 MW merupakan kontrak operasi bersama. Untuk meningkatkan pemanfaatan panas bumi, saat ini PGE mengembangkan teknologi baru dengan menggunakan binary cycle.