Kamis 20 Jan 2022 15:02 WIB

Wisatawan Nusantara Jadi Andalan Pemulihan Pariwisata Nasional

Tahun 2022 ditargetkan 260 juta–280 juta pergerakan wisatawan nusantara

Red: Budi Raharjo
Diskusi virtual Urban Forum-Forum Wartawan Daerah (Forwada), Tourism & Hospitality Outlook 2022, New Normal Saatnya Bangkit dari Tidur Pulas,
Foto: .
Diskusi virtual Urban Forum-Forum Wartawan Daerah (Forwada), Tourism & Hospitality Outlook 2022, New Normal Saatnya Bangkit dari Tidur Pulas,

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pandemi Covid 19 sejak awal 2020 telah mengakibatkan menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Hingga akhir 2021 kunjungan Wisman hanya mencapai 1,58 juta orang atau turun 60,98 persen dibanding 2020. Wisatawan nusantara (wisnus) pun menjadi harapan sekaligus andalan penggerak pariwisata Indonesia di masa pandemi.

"Di tengah pandemi ini, terdapat secercah harapan yaitu tingginya antusiasme wisatawan nusantara yang menjadi roda penggerak geliat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif saat ini,” ujar Menparekraf, Sandiaga Uno, dalam Diskusi virtual Urban Forum-Forum Wartawan Daerah (Forwada), Tourism & Hospitality Outlook 2022 “New Normal Saatnya Bangkit dari Tidur Pulas”, Kamis (20/1/2022).

Menparekraf mengungkapkan, tahun 2021 Badan Pusat Statistik mencatat data pergerakan winus mengalami peningkatan sebesar 12 persen bila dibandingkan 2020. Tidak hanya itu, lanjut Menparekraf, terjadi peningkatan devisa pariwisata sebesar empat persen dibandingkan 2020 yakni 0,32 miliar dolar AS menjadi 0,36 miliar dolar AS. 

Kontribusi terhadap PDB pariwisata diperkirakan meningkat 37,4 persen dari persentase pada 2020 sehingga mencapai angka 4,2 persen pada 2021. "Nilai ekspor produk ekraf diperkirakan meningkat hingga mencapai 20,58 miliar dolar AS dan nilai tambah ekraf pada tahun 2021 juga mengalami peningkatan sampai pada level 1.273 triliun rupiah,” jelasnya.

Menurut Menparekraf, pergerakan winus akan menjadi andalan pemulihan sektor pariwisata nasional 2022 dengan target 260 juta–280 juta pergerakan. Diperkirakan, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional 2022 akan mencapai 4,3 persen. Sedikit lebih tinggi dari perkiraan capaian tahun 2021 yaitu sebesar 4,2 persen. 

Sementara, Direktur Keuangan dan Operasional PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), Trisnadi Yulrisman, menyoroti industri homestay yang bisa menjadi penggerak perekonomian di desa wisata. Baik desa wisata prioritas maupun nonprioritas. SMF telah melakukan inisiatif strategis produk KPR Rumah Usaha dalam bentuk program pembiayaan homestay sejak 2018. 

Dalam masa inkubasi hingga sekarang, program ini masih menggunakan dana PKBL/TJSL. “Total anggaran pembiayaan homestay mencapai Rp 20 miliar dengan realisasi hingga 2021 mencapai 7,747 miliar dengan total debitur 96,” ujarnya. 

Kehadiran SMF dalam pembiayaan homestay, ujar Trisnadi, merupakan upaya pemerintah mendorong  pertumbuhan usaha sesuai rencana pengembangan bisnis. Ini juga membantu masyarakat terhindar dari jeratan pinjaman dengan bunga tidak wajar dan mewujudkan kemandirian usaha. 

Direktur PT Propan Raya ICC, Yuwono Imanto, mengungkapkan selaku produsen cat, selama ini pihaknya telah bekerja sama dengan kemanparekraf membantu membangun industri pariwisata. “Kita sering melakukan kegiatan CSR seperti ajang undian desain terbaik, membangun kawasan kumuh, dan kawasan heritage bekerja sama dengan Kemenparekraf,” ungkapnya. 

Menurut Yuwono, produk cat Propan tidak hanya menyasar hotel berbitang, namun juga industri homestay dengan memproduksi cat yang dengan harga terjangkau namun berkualitas ekspor. “Produk kita mamang banyak dipakai di hotel berbintang baik di dalam maupun luar negeri, namun kami juga memproduksi cat untuk rumah subsidi, dan juga untuk homestay sebagai wujud dukungan kepada industri pariwisata,” jelasnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement