Jumat 25 Feb 2022 22:51 WIB

Obat Modern Asli Indonesia Akan Masuk Sistem Program JKN

Program BBI jadi momentum obat asli Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja melakukan proses produksi obat di salah satu tempat industri obat.  Pemerintah menyatakan akan memanfaatkan potensi pembelian produk dalam negeri. Pada bidang kesehatan, keberpihakan terhadap produk obat-obatan dalam negeri untuk kemandirian dan ketahanan farmasi Nasional, salah satunya perlu diwujudkan dengan memasukkan obat modern asli Indonesia (OMAI) berbahan baku alam Indonesia dalam Formularium Nasional, sehingga bisa digunakan dalam program jaminan kesehatan nasional (JKN).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Pekerja melakukan proses produksi obat di salah satu tempat industri obat. Pemerintah menyatakan akan memanfaatkan potensi pembelian produk dalam negeri. Pada bidang kesehatan, keberpihakan terhadap produk obat-obatan dalam negeri untuk kemandirian dan ketahanan farmasi Nasional, salah satunya perlu diwujudkan dengan memasukkan obat modern asli Indonesia (OMAI) berbahan baku alam Indonesia dalam Formularium Nasional, sehingga bisa digunakan dalam program jaminan kesehatan nasional (JKN).

EKBIS.CO,  JAKARTA-- Pemerintah menyatakan akan memanfaatkan potensi pembelian produk dalam negeri. Pada bidang kesehatan, keberpihakan terhadap produk obat-obatan dalam negeri untuk kemandirian dan ketahanan farmasi Nasional, salah satunya perlu diwujudkan dengan memasukkan obat modern asli Indonesia (OMAI) berbahan baku alam Indonesia dalam Formularium Nasional, sehingga bisa digunakan dalam program jaminan kesehatan nasional (JKN).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan OMAI dengan status Fitofarmaka harus diberikan kesempatan masuk dalam sistem jaminan kesehatan nasional. 

“Ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah kepada produsen farmasi Nasional yang memiliki semangat untuk meneliti, mengembangkan, dan memproduksi obat-obatan dalam negeri yang memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi. Dukungan ini diperlukan agar kemandirian farmasi Nasional dapat segera diwujudkan,” ujarnya saat webinar Bangga Buatan Indonesia & Bangga Wisata Indonesia, Jumat (25/2/2022).

Sementara itu Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Odo RM Manuhutu menambahkan pengembangan obat-obatan dari bahan baku alam Indonesia sangat berperan memaksimalkan pemanfaatan potensi alam Indonesia yang beragam jenis dan banyak jumlahnya.

“Biodiversitas Indonesia merupakan terbesar kedua dunia, tetapi menduduki peringkat 19 sebagai negara pengekspor obat herbal, jauh di bawah Belanda dengan 6,05 persen peringkat ketiga, China 27,54 persen peringkat kedua, dan India 33,46 persen peringkat pertama. Program Bangga Buatan Indonesia sebagai momentum Obat Modern Asli Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ucapnya.

Menurutnya kontribusi Obat Modern Asli Indonesia untuk membangkitkan ekonomi masyarakat perlu mendapatkan tempat. UMKM dan petani yang membudidayakan hasil tanaman obat, budidaya ikan, serta cacing dimanfaatkan menjadi bahan baku obat, akan merasakan dampak ekonomi yang sangat besar. Kalau OMAI didorong pemanfaatannya masuk ke dalam jaminan kesehatan nasional.

“maka UMKM dan petani akan lebih sejahtera. Tentunya ini akan mendorong agrowisata di daerah-daerah,” ucapnya.

Dexa Group salah satu perusahaan farmasi Nasional berpartisipasi mendonasikan Obat Modern Asli Indonesia, salah satunya HerbaASIMOR yang mengandung ikan gabus hasil budidaya petani di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Corporate Affairs Director Dexa Group Bapak Krestijanto Pandji mengemukakan pemberian bantuan OMAI merupakan bagian program corporate social responsibility (CSR) Dexa Group.

“Melalui bantuan OMAI untuk kesehatan masyarakat dan juga sebagai program penanganan stunting, kami mengharapkan masyarakat semakin bangga menggunakan produk buatan Indonesia,” ucapnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement