EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) telah menyalurkan dana sebesar Rp 4,62 triliun melalui program kredit pemilikan rumah fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (KPR FLPP) sepanjang 2021. Adapun realisasi ini disalurkan KPR 126.572 unit rumah atau lebi rendah dari target 157.500 unit.
Direktur SMF Heliantopo mengatakan dana KPR FLPP SMF berasal dari dana penyertaan modal negara (PMN) yang diberikan pemerintah kepada SMF sebesar Rp 2,25 triliun pada 2021, yang digabung dengan dana dari penerbitan surat utang untuk memenuhi target subsidi pembiayaan KPR FLPP.
"Pada 2022 target penyaluran KPR FLPP akan lebih besar dari tahun lalu yakni 200 ribu unit," ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (23/3/2022).
Menurutnya sejak tahun 2018 SMF memperoleh tugas untuk membantu pemerintah dalam penurunan beban fiskal melalui KPR FLPP dengan menyediakan porsi dana pendampingan program KPR Sejahtera FLPP yang ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Adapun porsi penyaluran KPR FLPP kepada MBR oleh SMF sebesar 25 persen, sedangkan sisanya sebanyak 75 persen disalurkan oleh Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP).
"Dana yang disediakan SMF digabung dengan yang disediakan PPDPP kemudian disalurkan ke MBR, yang hasil akhirnya kepada masyarakat ditentukan tingkat bunganya sebesar lima persen tetap per tahun," ucapnya.
Kendati demikian, Heliantopo mengatakan pada 2021, pengelolaan dana pemerintah KPR FLPP yang sebelumnya dilakukan melalui PPDPP dialihkan dan dikelola oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera). Namun, seluruh proses kegiatan KPR FLPP tak ada perubahan dengan perpindahan pengelolaan tersebut, baik secara penyaluran maupun kegiatan operasional.
Sementara itu Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menambahkan perseroan juga telah menyalurkan dana sebesar Rp 77,95 triliun dari pasar modal ke pasar pembiayaan primer perumahan sejak 2005 hingga 2021.
"Dengan demikian akumulasi aliran dana kepada penyalur kredit perumahan rakyat (KPR) dibandingkan modal disetor SMF sudah sebesar 7,22 kali," ucapnya.
Dia memerinci akumulasi penyaluran dana perseroan tersebut meliputi akumulasi penyaluran pinjaman dan pembelian kredit pemilikan rumah (KPR) senilai Rp 65,17 triliun dan akumulasi transaksi sekuritisasi Rp 12,79 triliun. Adapun dana tersebut terdistribusi ke seluruh Indonesia, yang mayoritas masih diberikan kepada wilayah Indonesia bagian barat sebesar 84,34 persen, sehingga sesuai dengan catatan sebaran rumah tangga oleh Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 yakni 80,77 persen.
Menurutnya dana perseroan ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur masing-masing hanya 14,96 persen dan 0,7 persen. "Jadi masih ada tantangan pemerataan persebaran pembiayaan perumahan di Indonesia," ucapnya.
Dia menuturkan dana PT SMF telah berhasil disalurkan kepada 1,25 juta debitur yang diberikan dalam bentuk pinjaman sebanyak 59,86 persen, KPR FLPP sebesar 20,69 persen, sekuritisasi sebesar 19,33 persen, dan sebesar 0,12 persen pembelian KPR.
Terkait transaksi sekuritisasi, sejak 2009 sampai 31 Desember 2021 SMF telah berhasil memfasilitasi 14 kali transaksi sekuritisasi. Saat instrumen investasi lain tertekan di tengah wabah pandemi Covid-19, Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) yang diterbitkan oleh SMF justru berhasil mempertahankan rating idAAA.