Kamis 24 Mar 2022 19:39 WIB

Riset: Fintech P2P Lending Bantu UMKM Bangkit dari Pandemi

Selama pandemi Covid-19 mayoritas pelaku UMKM mengalami penurunan pendapatan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Fintech Lending. Ilustrasi
Foto: Google
Fintech Lending. Ilustrasi

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Riset terbaru Tenggara Strategics menunjukkan perusahaan fintech lending memberikan dampak positif dan signifikan dalam meningkatkan pendapatan UMKM serta menambah lapangan pekerjaan. Dukungan pembiayaan menjadi salah satu aktivitas kunci yang paling membantu bagi UMKM.

Executive Director Tenggara Strategics, Riyadi Suparno mengatakan temuan ini menarik sekaligus memperkuat gagasan bahwa alternatif pembiayaan fintech lending memberikan dampak positif bagi ketahanan bisnis UMKM. Selama pandemi Covid-19 berlangsung, mayoritas pelaku UMKM mengalami penurunan pendapatan sebagai pengaruh dari permintaan yang menurun.

Baca Juga

"Akibatnya, pelaku UMKM seringkali harus bertahan dengan mengurangi jumlah sumber daya manusia yang dipekerjakan oleh mereka," katanya dalam keterangan pers, Kamis (24/3/2022).

Untungnya, akses pembiayaan yang difasilitasi oleh perusahaan fintech lending seperti Investree bisa membantu dan mendukung pelaku UMKM dalam meningkatkan pendapatan mereka. Tak hanya itu, pelaku UMKM bahkan berhasil menambah lapangan pekerjaan atau mempertahankan tenaga kerja.

Tenggara Strategics meluncurkan laporan “Beyond Lending: Membangun Ketahanan UMKM di Masa Pandemi Covid-19 - Studi Kasus Investree 2020-2021”. Dalam riset ini, Tenggara Strategics melakukan penelitian kuantitatif dan kualitatif kepada 275 Borrower pada platform fintech lending Investree yang berasal di berbagai kota di Indonesia.

Lebih lanjut, riset ini bertujuan untuk memahami sejauh mana dampak finansial dan sosial yang diberikan oleh perusahaan fintech lending, khususnya Investree. Termasuk dalam membantu pelaku UMKM bertahan menghadapi badai Covid-19.

Hasil riset Tenggara Strategics menyatakan akses pembiayaan yang difasilitasi oleh Investree telah mendukung keberlangsungan bisnis pelaku UMKM selama pandemi sejak 2020 hingga 2021. Dari aspek keuangan ekonomi, Investree membantu pelaku UMKM tetap beroperasi sekaligus meningkatkan pendapatan.

Sebanyak 96 persen Borrower Investree dari segmen mikro atau Borrower dengan jumlah pinjaman kurang dari Rp 4,5 juta per tahun dapat mempertahankan atau meningkatkan pendapatannya selama masa pandemi. Selain itu, Investree turut berperan dalam membuka lapangan pekerjaan baru.

Setelah pinjamannya disalurkan melalui Investree, 21 persen Borrower dari segmen kecil atau Borrower dengan jumlah pinjaman kurang dari Rp 5,5 miliar per tahun mampu menciptakan lapangan pekerjaan pada masa pandemi sekitar 1.407. Dan 62 persen Borrower dari segmen menengah atau Borrower dengan jumlah pinjaman lebih dari Rp 5,5 miliar per tahun sekitar 1.175.

Menurut hasil riset Tenggara, akses pembiayaan yang disediakan oleh Investree juga meningkatkan inklusi keuangan. Sebanyak 39 persen dari para Borrower mendapatkan pinjaman pertama mereka dari platform fintech lending khususnya Investree.

Selain itu, pembiayaan melalui Investree juga mendorong para UMKM menciptakan inovasi dalam bisnis mereka. Lebih dari 80 persen Borrower Investree dari segmen mikro, kecil, dan menengah mampu berpindah ke industri baru selama pandemi.

Serta lebih dari 70 persen Borrower Investree dari segmen mikro, kecil, dan menengah mampu menambah produk atau jasa baru selama pandemi. Selain dari aspek keuangan, hasil riset dari Tenggara Strategics menilai dukungan yang difasilitasi oleh platform fintech lending Investree juga berdampak baik terhadap aspek kesejahteraan mental dan sosial pelaku UMKM.

Sebesar 78 persen Borrower Investree yang tergabung dalam komunitas Koperasi Jasa dengan Unit Usaha Simpan Pinjam Gramindo Berkah Madani beserta subusahanya Gayatri Microfinance merasa terdukung secara mental dan sosial. Kualitas hidup mereka naik sebesar 14 persen.

"Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan kesejahteraan ekonomi, psikologis, dan sosial dari pembiayaan melalui Investree," katanya.

Pelaku UMKM dari komunitas Gayatri Microfinance ini didominasi oleh perempuan dengan profil usaha ultra mikro. Seperti pemilik toko kelontong, warung, binatu rumahan, dan lain sebagainya.

Mereka memiliki karakteristik berkelompok, tanpa akses ke bank atau unbankable, dan menjalankan usaha secara konvensional maupun syariah. Kerja sama Investree dan Gayatri Microfinance sudah berjalan hampir dua tahun sejak November 2020.

Dukungan pembiayaan dari layanan keuangan alternatif seperti fintech lending sangat diperlukan dalam masa-masa sulit ini. Walaupun UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, namun sektor ini paling terdampak pandemi Covid-19.

Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi, menyampaikan, hasil riset Tenggara Strategics menjadi bukti nyata komitmen Investree dalam mendukung pelaku UMKM jadi lebih tangguh. Investree berkomitmen akan terus menggenjot upaya untuk memberikan dukungan kepada pelaku UMKM di Tanah Air.

Hingga Februari 2022, Investree berhasil membukukan catatan total fasilitas pinjaman Rp 14,75 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan Rp 9,62 triliun. Rata-rata tingkat imbal hasil mencapai 16,5 persen per tahun dan rata-rata TKB90 sebesar 99,37 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement