Pengusaha muda dan anak konglomerat Chairul Tanjung, Putri Tanjung bercerita bahwa di tengah privilege yang ia miliki, semasa sekolah SD-SMP, ia dibully oleh teman-temannya. Ia jadi merasa kecil dan minder hingga akhirnya mengeksplore diri dengan mengikuti berbagai kegiatan organisasi dan menjadi ketua kelas.
Hingga suatu hari, kepala sekolah meminta Putri membuat event sekolah seperti halal-bihalal, natal, dan lain sebagainya. Dari sanalah kecintaannya muncul pada dunia event dan industri kreatif.
Putri Tanjung hari ini adalah pemilik dari beberapa bisnis seperti CXO & Creativepreneures, dan juga Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi.
Baca Juga: Akui Punya Privilege Luar Biasa, Putri Tanjung: Aku Melihat Privilege Itu Sebagai Tanggung Jawab
Dalam video YouTube "Putri Tanjung pt. 1 | KEGAGALAN AKAN MENJADI SAHABAT LO KETIKA MENJALANI BISNIS", Putri mengingatkan bahwa sebagai anak muda, kita harus menikmati proses dan jangan takut gagal. Karena dengan gagal, kita bisa belajar banyak hal, asalkan tidak melakukan kesalahan yang sama.
"Apalagi kalau menjadi pengusaha, kegagalan akan menjadi sahabat ketika menjalani bisnis. Asalkan jangan gagal di tempat yang sama berkali-kali," ujar Putri.
Putri sendiri mengakui bahwa kerja kerasnya dulu hanya untuk membuktikan dirinya kepada orang lain. Setelah bertahun-tahun berlalu, Putri merasa lelah dan sadar bahwa itu tidak perlu. Namun, Putri tetap merasa bersyukur karena kalau tidak demikian, ia tidak akan seperti sekarang ini.
Hikmah yang Putri ambil adalah pertama berdamai dengan diri sendiri, lalu yang kedua memiliki tujuan atau goal agar tidak 'tersesat' di jalan. Meski demikian, Putri mengakui bahwa seringkali tujuan berubah di tengah jalan.
Putri menyarankan goals yang kita pegang harus dicek secara berkala apakah masih relevan, apakah masih membuat semangat, dan lain sebagainya. Dengan demikian, jika sudah tidak lagi relevan, kita bisa mencari goals baru yang pastinya lebih baik.
Putri mengakui bahwa hidupnya dipenuhi privilege yang bahkan tak dirasakan oleh sang ayah, Chairul Tanjung, yang dijuluki 'Si Anak Singkong'. Putri bahkan merasa jika berada di posisi sang ayahnya dulu, ia tidak akan bertahan. Namun, jalan hidup setiap orang itu berbeda-beda, dan Putri bisa menemukan jalannya sendiri berkat didikan orang tuanya.
Saat Putri hendak berbisnis pun, sang ayah memberikan tiga syarat, yaitu: tidak boleh minta uang kepada ayahnya, tidak meminta sponsor dari perusahaan ayahnya, dan tidak boleh berutang. Putri mengakui perjalanannya sulit sekali. Bahkan ia pernah diremehkan terlalu muda saat presentasi di hadapan sponsor di usia 17 tahun.
Karena itulah, Putri merasa privilege yang diberikan Tuhan kepadanya menjadi tanggung jawab besar yang harus ia emban. Ia merasa harus bekerja lebih keras, belajar lebih cerdas dan harus bisa memberikan lebih banyak manfaat kepada orang banyak. Sehingga, orang-orang yang tidak memiliki privilege bisa terbantu. Putri pun merasa sangat bersyukur bisa bekerja keras untuk memberikan manfaat kepada orang lain.
Selain itu, Putri juga mengingatkan bahwa setiap orang memiliki ujian dan tantangannya masing-masing. Setiap orang memiliki timeline-nya masing-masing sehingga kehidupan satu sama lain tidak bisa disamakan. Kesuksesan orang lain juga tidak bisa disamakan. Yang terpenting adalah mengenal lebih dalam ke diri sendiri, mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, value di dalam diri, dan lain sebagainya.