EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan Indonesia harus mengambil peluang tren fesyen muslim karena saat ini telah menjadi gaya hidup serta mengingat Indonesia memiliki kekuatan ragam budaya dan kearifan lokal.Berdasarkan data yang Lutfi himpun, Indonesia memiliki populasi muslim setidaknya sebanyak 229 juta yang merupakan 12 persen dari 1,9 miliar total muslim di seluruh dunia.
Permintaan produk halal terus mengalami kenaikan. Pada 2024, lanjut Lutfi, fesyen muslim diproyeksikan menyumbang sebanyak 6,04 persen industri halal global yang mencapai Rp311 miliar dolar AS.
"Oleh sebab itu, seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama mencari persamaan sehingga tercipta ekosistem fesyen muslim dan menuju kiblat fesyen muslim dunia," kata Lutfi dalam siaran pers yang diterima pada Senin (25/4/2022).
Menurut Lutfi, upaya tersebut harus didukung penunjang lainnya, salah satunya akademisi untuk mendukung ekosistem dengan pendidikan."Karena untuk mencapai kiblat fesyen dunia tidak boleh terpaku dengan selera Indonesia, tapi juga harus universal," ujarnya.
Ia menegaskan pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan (Kemendag), berkomitmen untuk terus mendukung terbentuknya ekosistem industri fesyen Indonesia."Diharapkan sebelum 2024 kerja sama dalam mewujudkan ekosistem tersebut dapat berjalan dalam kebersamaan Indonesia yang kuat," katanya.
Terkait Muslim Fashion Festival+ atau MUFFEST+, Lutfi juga berharap perhelatan tersebut bisa menjadi batu loncatan menuju ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) agar dunia melihat Indonesia dan menjadi kiblat fesyen muslim dunia. MUFFEST+ pada tahun ini digelar oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) yang didukung oleh Kinarya Cipta Kreasi sebagai event organizer.
Acara ini berlangsung pada 21 hingga 23 April di Grand Ballroom The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta. Perhelatan MUFFEST+ tahun ketujuh ini mengangkat tema 'Muslim Fashion, Muslim Lifestyle; menghadirkan keragaman gaya busana kreasi lebih dari 300 desainer dan jenama fesyen muslim.