EKBIS.CO, JAKARTA-- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp 591,68 triliun pada kuartal I 2022. Adapun realisasi ini tumbuh 5,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan penyaluran kredit segmen business banking masih menjadi motor akselerasi bisnis kredit dengan pertumbuhan 4,8 persen menjadi Rp 489,3 triliun."Posisi ini sudah lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi yakni triwulan I 2020," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (26/4/2022).
Menurutnya pertumbuhan kredit segmen business banking ditopang oleh pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 9,9 persen menjadi Rp 193,2 triliun, segmen large commercial tumbuh 24,5 persen menjadi Rp 46,1 triliun, serta segmen UMKM tumbuh 11,8 persen dengan nilai kredit Rp 98 triliun.
"Kenaikan ekspansi kredit seluruh segmen tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian nasional yang juga sudah mulai pulih," ucapnya.
Royke menyebut sektor yang dibidik segmen business banking adalah sektor perdagangan, infrastruktur, dan industri pengolahan. Adapun pembiayaan segmen hijau juga menunjukkan kebutuhan pembiayaan dengan ticket size besar sekaligus berkualitas, sehingga dapat menjadi motor pendorong kredit sindikasi, salah satu penopang kredit korporasi perseroan.
Dari sisi konsumer, kredit payroll dan kredit pemilikan rumah (KPR) pertumbuhan masing-masing 18,8 persen dan 8,4 persen. Secara keseluruhan kredit konsumer tumbuh 11,4 persen ditopang brand consumer banking BNI yang terbentuk dengan baik, sehingga mampu memberi daya saing yang sangat kuat dalam berkompetisi dengan peers untuk melayani kebutuhan pembiayaan konsumer masyarakat.
Sementara itu Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menambahkan perseroan optimis pertumbuhan kredit mampu mencapai kisaran tujuh persen sampai 10 persen pada kuartal II 2022. Hal ini seiring dengan peningkatan kredit berbagai segmen.
“Akselerasi kinerja ini akan sangat didukung oleh rencana penyaluran kredit lebih kuat dan berkualitas semua segmen dan tren positif ekonomi makro seperti kegiatan ekonomi yang lebih terbuka, serta harga komoditas yang kuat,” ucapnya.
Menurutnya perseroan berupaya memperkuat posisi permodalan dan likuiditas. Hal ini menjadi pondasi dalam melanjutkan kestabilan kinerja sekaligus menopang pertumbuhan bisnis lebih positif.
Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,4 persen dengan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) masih mendominasi dan meningkat menjadi 69,2 persen dari periode sama tahun lalu sebesar 67,9 persen.
“Pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan cost of fund dari 1,74 persen pada akhir kuartal I 2021 menjadi 1,46 persen pada kuartal I 2022. Ruang ekspansi pun masih terbuka, ditunjukkan dari loan to deposit ratio yang berada pada 85,02 persen,” ucapnya.
Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada posisi 19,3 persen atau naik 120 basis poin secara yoy. Adapun perbaikan risiko kredit juga memberi dukungan peningkatan kinerja yang sangat baik pada awal tahun ini.
“Loan at risk BNI pada kuartal I 2022 tercatat 22,1 persen atau membaik 4,8 persen secara tahunan,” ucapnya.
Demikian juga halnya dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bergerak membaik 60 basis poin yoy ke posisi 3,5 persen dari kuartal I 2022 sebesar 4,1 persen.