EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia kini semakin siap menghadapi bencana alam seperti gempa, banjir dan tsunami. Hal ini dikarenakan Indonesia telah didukung dengan berbagai teknologi yang dibuat oleh industri dalam negeri.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi, Andi Rizal, ketika menjadi nara sumber dalam diskusi pada rangkaian acara Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) 2022 di Nusa Dua, Bali. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen terus meningkatkan kemampuan industri dalam negeri untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan yang terkait kebencanaan.
Oleh karena itu, lanjut Andi, diperlukan pengembangan teknologi dan inovasi produk atau peralatan yang dapat dimanfaatkan dalam penanggulangan bencana. Saat ini sejumlah produk industri dalam negeri yang terkait upaya pencegahan dan penanganan bencana telah mampu bersaing dengan produk impor. Bahkan cukup banyak juga yang sudah dipasarkan ke luar negeri.
"Dengan adanya negara-negara lain yang menggunakan produk kita, artinya ini menjadi potensi untuk memacu ekspor. Tentunya langkah ini mendukung akselerasi pemulihan ekonomi nasional," ujar Andi.
Namun demikian, kata Andi, potensi pasar domestik masih sangat besar untuk direbut peluangnya oleh industri dalam negeri. Untuk itu ia berharap pembelian produk industri dalam negeri diprioritaskan, terutama dalam pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah pusat dan daerah serta BUMN.
Andi menyebutkan pemerintah serius mengoptimalkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) karena dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional secara signfikan. Berdasarkan simulasi yang dilakukan BPS, dampak pembelian produk dalam negeri senilai Rp 400 triliun dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional 1,67 persen hingga 1,71 persen.
Pada ADEXCO 2022, Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin menampilkan lima sektor industri yang terkait pencegahan dan penanggulangan bencana. Salah satunya PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group).
Perusahaan yang bergerak di sektor industri baja ringan ini diketahui telah cukup lama bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menanggulangi masalah hunian pascabencana dengan produk rumah instan Domus. Vice President Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi, menjelaskan Indonesia menghadapi tantangan bencana dan perubahan iklim yang semakin kompleks, dinamis, dan penuh ketidakpastian.
"Kesiapsiagaan harus terus ditingkatkan. Hal tersebut tidak berlebihan lantaran faktanya Indonesia adalah negara rawan bencana karena dilalui oleh Sirkum Pasifik atau yang lebih dikenal dengan Cincin Api Pasifik dan Sabuk Mediterania," ujar dia.
"Bahkan Indonesia berada di Zona Tumbukan Lempeng-lempeng Tektonik Aktif. Fakta inilah yang menjadikan Indonesia rawan akan gempa bumi, tsunami, tanah longsor, juga erupsi gunung berapi," ucap Stephanus menambahkan.
Untuk itu, Tatalogam Group melalui PT Tatalogam Lestari berinovasi merancang rumah instan Domus. Rumah yang dapat dibangun dalam waktu hanya 5 hari ini memiliki kelebihan dalam kecepatan waktu pembangunan, ekonomis dan juga aman digunakan di lokasi rawan bencana gempa bumi karena telah lulus uji tahan gempa.