Rabu 08 Jun 2022 11:13 WIB

Bank Dunia Pangkas Perkiraan Pertumbuhan Global Jadi 2,9 Persen

Invasi Rusia ke Ukraina memperparah dampak ekonomi yang diakibatkan pandemi.

Red: Friska Yolandha
Sejumlah kendaraan melintas dengan latar gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (14/5/2022). Bank Dunia pada Selasa (7/6/2022) memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya hampir sepertiga menjadi 2,9 persen untuk 2022.
Foto:

Bank Dunia memperkirakan penurunan pertumbuhan global menjadi 2,9 persen pada 2022 dari 5,7 persen pada 2021, turun 1,2 poin persentase dari perkiraan Januari, dan mengatakan pertumbuhan kemungkinan akan mendekati level itu pada 2023 dan 2024. Dikatakan inflasi global akan moderat tahun depan tetapi kemungkinan akan tetap di atas target di banyak negara.

Pertumbuhan di negara-negara maju diproyeksikan melambat tajam menjadi 2,6 persen pada 2022 dan 2,2 persen pada 2023 setelah mencapai 5,1 persen pada 2021. Pertumbuhan AS diperkirakan turun menjadi 2,5 persen pada 2022, turun dari 5,7 persen pada 2021, dengan zona euro mengalami pertumbuhan 2,5 persen setelah 5,4 persen.

Negara-negara emerging market dan berkembang diperkirakan mencapai pertumbuhan hanya 3,4 persen pada 2022, turun dari 6,6 persen pada 2021, dan jauh di bawah rata-rata tahunan sebesar 4,8 persen yang terlihat pada 2011-2019. Ekonomi China diperkirakan tumbuh hanya 4,3 persen pada 2022 setelah tumbuh 8,1 persen pada 2021.

photo
Orang-orang menunggu untuk membeli minyak tanah di sebuah pompa bensin di tengah kelangkaan bahan bakar di Kolombo, Sri Lanka, 07 Juni 2022. Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dasawarsa karena kurangnya devisa, yang mengakibatkan kelangkaan pangan, bahan bakar, obat-obatan, dan barang impor. - (EPA-EFE/CHAMILA KARUNARATHNE)

Dampak negatif dari perang di Ukraina akan lebih dari mengimbangi dorongan jangka pendek yang diperoleh eksportir komoditas dari harga energi yang lebih tinggi, dengan perkiraan pertumbuhan 2022 direvisi turun di hampir 70 persen dari negara-negara emerging market dan berkembang.

Ekonomi regional Eropa dan Asia Tengah, yang tidak termasuk Eropa Barat, diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 2,9 persen setelah tumbuh sebesar 6,5 persen pada 2021, sedikit rebound ke pertumbuhan 1,5 persen pada 2023. Ekonomi Ukraina diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 45,1 persen dan Rusia 8,9 persen.

Pertumbuhan diperkirakan melambat tajam di Amerika Latin dan Karibia, mencapai hanya 2,5 persen tahun ini dan melambat lebih lanjut menjadi 1,9 persen pada 2023, kata bank tersebut. Timur Tengah dan Afrika Utara akan mendapat manfaat dari kenaikan harga minyak, dengan pertumbuhan diperkirakan mencapai 5,3 persen pada 2022 sebelum melambat menjadi 3,6 persen pada 2023, sementara Asia Selatan akan melihat pertumbuhan 6,8 persen tahun ini dan 5,8 persen pada 2023.

 

"Pertumbuhan Afrika Sub-Sahara diperkirakan akan sedikit melambat menjadi 3,7 persen pada 2022 dari 4,2 persen pada 2021," kata Bank Dunia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement