EKBIS.CO, JAKARTA -- Masuknya saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dalam FTSE Equity Global Index menjadi sentimen positif terhadap pergerakan harganya. Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, indeks FTSE Equity Global atau FTSE GEIS ini merupakan salah satu indeks global yang dijadikan acuan untuk investasi secara internasional.
MTEL termasuk dalam FTSE Global Indeks untuk series Mid-Cap, FTSE All-World, FTSE All-Cap, dan FTSE Total Cap, satu-satunya saham bursa indonesia yang masuk ke dalam 4 kategori ini pada 20 Juni 2022.
"Masuknya saham tersebut dalam FTSE Indeks bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham MTEL. Isu tersebut juga mendorong pemodal asing untuk mengakumulasi saham perusahaan," ujar Reza di Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Reza mengatakan, secara fundamental Mitratel tergolong perusahaan yang kuat, dilihat kas bersih yang kuat, pertumbuhan kinerja keuangan yang positif, serta potensi bisnis yang sangat menarik di tengah ekspansi industri telekomunikasi di Indonesia. Reza merekomendasikan beli saham MTEL dengan target harga Rp 900 per saham.
"MTEL juga sedang mengadakan buyback senilai maksimal Rp 1 triliun dengan harga maksimal pembelian di Rp 801 per saham, tentunya ini merupakan salah satu katalis positif dari kepercayaan diri manajemen terhadap valuasi perusahaan," lanjut Reza.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi mengatakan, kinerja keuangan Mitratel diprediksi terus bertumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Pertumbuhan tersebut terlihat dari realisasi kinerja keuangan perseroan pada kuartal I 2022. Yosua menyebut Mitratel mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 21,4 persen didukung penambahan tenant baru serta minimnya kenaikan beban operasi.
"Kami memperkirakan potensi pertumbuhan MTEL ke depan masih besar, didukung dengan jumlah menaranya yang banyak (28.577 unit) dan tenancy ratio yang baru mencapai 1,51x. Kami tetap mempertahankan rekomendasi buy saham MTEL dengan target harga Rp 915," ucap Yosua.
Pertumbuhan kinerja keuangan, ungkap Yosua, juga bakal didukung berlanjutnya penambahan menara telekomunikasi dan tenant tahun ini. Perusahaan menganggarkan pendapatan untuk dapat tumbuh sepuluh persen hingga sebelas persen yoy, dengan pertumbuhan Ebitda di angkat 13 persen.