Etika digital kerap dianggap simpel oleh pengguna media digital. Padahal jika dilakukan secara konsisten dan jangka panjang bisa mendapat satu aset baru, yakni kredibilitas digital.
"Tidak ada patokan berapa lama kredibilitas bisa terbangun. Tapi, seiring kita berjalan menggunakan media sosial. Kita rutin dan konsisten, dengan value-value yang kita taruh, nanti akan terbaca oleh orang, kita itu modelnya ke arah mana," kata CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick saat Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat dan komunitas di wilayah Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (28/6/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.
Baca Juga: Tetap Wasapada di Dunia Digital, Hindari Penipuan dengan Berpikir Kritis
Ketika sudah terbentuk karakteristik sebuah brand, bisnis, atau personal branding yang diangkat, maka berbagai klien bermunculan untuk meminta kerja sama. Coffee Stocks misalnya, lanjut dia, membutuhkan 6-8 untuk membangun citra komunitas finansial yang tidak pernah goreng-goreng saham dan komunitas finansial yang benar-benar ingin anak muda pintar.
Setelah citra terbentuk dengan baik, kesempatan bekerja sama berdatangan satu per satu. "Setidaknya sudah terlihat track record-nya tidak aneh-aneh. Kita sudah terlihat serius, karena kita harus membawa institusi yang bekerja sama," kata Theo.
Baca Juga: Berbudaya di Dunia Digital, Jadilah Masyarakat Beretika Pancasila
Public figure, Fanny Fabriana mengingatkan, masyarakat harus konsisten menampilan konten-konten baik di media sosial. Dengan begitu, mereka dapat membuka peluang baik bermacam-macam, bukan hanya peluang usaha, tapi juga peluang bertemu orang atau komunitas yang bisa membantu pada kemudian hari.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61,8% dari total populasi Indonesia. Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Baca Juga: Kembangkan Digital Skills, Pakailah Medsos Secara Produktif
Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat dan komunitas di wilayah Ponorogo, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Baca Juga: Era Internet, Peluang Bisnis Ekonomi Digital Terbuka Lebar
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick. Kemudian Kabid Litbang, Rohmad Ardianto, serta Public figure, Fanny Fabriana.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Literasi Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.