EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional/NFA (National Food Agency) resmi melantik seluruh pimpinan dan pegawai pada Selasa (26/7/2022). Dengan dilantiknya seluruh pegawai, NFA menyatakan siap mulai bekerja penuh untuk mengamankan sektor pangan nasional.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, pengisian organisasi tersebut melengkapi seluruh struktur NFA dan menjadi modal utama untuk percepatan pelaksanaan berbagai program stabilisasi dan ketersediaan pangan nasional.
Ia mengatakan, saat ini NFA telah melantik satu orang pejabat administrator dan delapan orang pejabat pengawas, serta seluruh pegawai di lingkungan Badan Pangan Nasional berdasarkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Mutasi Pegawai ke Badan Pangan Nasional.
“Hal ini akan melengkapi seluruh organ Badan Pangan Nasional, setelah sebelumnya dilakukan pelantikan 16 pejabat, yang terdiri dari pejabat tinggi madya atau eselon I sejumlah 3 orang, dan pejabat tinggi pratama atau eselon II sebanyak 13 orang, pada 30 Juni 2022, lalu. Dengan demikian, Badan Pangan Nasional sudah siap untuk berlari kencang dalam menyelesaikan permasalahan pangan yang ada,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Republika, Selasa (27/7/2022).
Menurut Arief, tanggung jawab yang diemban jajarannya adalah memastikan stabilisasi dan ketersediaan pangan. Apalagi saat mencuatnya isu krisis pangan belakangan ini.
Ia mengatakan, seluruh pegawai Badan Pangan Nasional diharuskan mempunyai cakrawala dan wawasan yang luas serta responsif dalam menyikapi berbagai hal yang terkait dengan permasalahan ketahanan pangan.
"Dalam kesempatan ini juga kami meluncurkan Core Value ASN BerAKHLAK, yang meliputi Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif," ujarnya.
Arief mengatakan, di tengah isu krisis pangan global akibat dinamika geopolitik Rusia dan Ukraina, perubahan iklim, dan pandemi Covid-19, pihaknya telah mempersiapkan berbagai program strategis untuk mengamankan ketersediaanpangan nasional.
Salah satunya, program pengawalan stabilisasi pasokan gula dengan menjaga kepastian harga baik di tingkat petani maupun konsumen dan pendistribusian gula ke wilayah rawan pangan melalui kolaborasi bersama Perum Bulog, ID Fodd, dan asosiasi.
“Saat ini Pabrik Gula diminta membeli Rp 11.500 per kg dengan harga acuan Rp 13.500 per kg di tingkat konsumen, penyesuaian naik Rp 1.000 dari tahun lalu. NFA juga mendorong perbaikan kegiatan on farm dan off farm secara detail,” ujarnya.
Program lainnya, tambah Arief, adalah mendorong penganekaragaman konsumsi pangan lokal. Substitusi pangan impor menjadi pangan lokal bukan hanya menjaga ketersediaan bahan pangan, melainkan juga menghemat devisa negara.
"Jika kita bisa melakukan substitusi pangan yang berbahan baku gandum seperti terigu menjadi tepung beras dan singkong sebanyak 10 persen saja, itu telah sama dengan saving 2,4 triliun rupiah per tahun,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arief mengatakan, program strategis lainnya yang sedang dipersiapkan adalah penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang saat ini masih dibahas bersama Kementerian dan Lembaga terkait. Upaya ini bertujuan untuk stabilisasi harga komoditas strategis melalui penjualan di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Program ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk melakukan optimalisasi stok pangan yang tersedia guna menjaga stabilisasi dan ketersediaan pangan,” katanya.