Selasa 20 Dec 2022 07:29 WIB

Gubernur Bank Indonesia Menerima Anugerah Hamengku Buwono IX Tahun 2022

Anugerah ini merupakan dedikasi dan kerja keras segenap insan Bank Indonesia

Red: Hiru Muhammad
Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan Anugerah Hamengku Buwono IX tahun 2022 kepada Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo sebagai penghargaan atas dedikasinya dalam pengembangan kebijakan dan strategi perekonomian nasional.
Foto: istimewa
Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan Anugerah Hamengku Buwono IX tahun 2022 kepada Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo sebagai penghargaan atas dedikasinya dalam pengembangan kebijakan dan strategi perekonomian nasional.

EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan Anugerah Hamengku Buwono IX tahun 2022 kepada Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo sebagai penghargaan atas dedikasinya dalam pengembangan kebijakan dan strategi perekonomian nasional. Penghargaan ini diserahkan  Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam perayaan Dies Natalis ke-73 UGM yang diselenggarakan pada 19 Desember 2022.

Penganugerahan ini mencerminkan kontribusi nyata Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas perekonomian di tengah ancaman krisis multi dimensi yang berlangsung sejak masa pandemi. Dalam rangkaian penganugerahan tersebut, Gubernur Bank Indonesia menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Optimalitas Kebijakan Publik di Masa Pandemi: Tiga Pelajaran Penting dari Bank Indonesia" pada puncak acara di Keraton Yogyakarta.

Baca Juga

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam laman resmi Bank Indonesia mengatakan, anugerah ini merupakan dedikasi dan kerja keras segenap insan Bank Indonesia yang menjalankan amanat dengan sangat baik. Kontribusi BI dalam mengawal kinerja perekonomian selama masa pandemi tidak terlepas dari 3 kunci optimalitas kebijakan publik, yaitu Konsistensi, Inovasi, dan Sinergi(KIS). Konsistensi sangat penting agar kebijakan publik yang ditempuh tetap berlandaskan pada kaidah-kaidah pemikiran akademik yang rasional.

Inovasi berupa terobosan dan bauran sejumlah instrumen kebijakan yang tersedia untuk memperkuat efektivitas respons dalam menghadapi dinamika dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi. Sinergi dalam bentuk koordinasi antar kebijakan publik, khususnya kebijakan moneter dan fiskal, sebagai keniscayaan untuk optimalitas pencapaian tujuan kesejahteraan masyarakat dengan tetap menghargai kewenangan dan independensi masing-masing otoritas.

Lebih lanjut, Perry menekankan kita perlu waspada dalam menghadapi gejolak global yang masih berlangsung karena perang Rusia-Ukraina, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, tingginya inflasi dan suku bunga global, serta meningkatnya risiko resesi ekonomi di  AS, Eropa, dan sejumlah negara lainnya. Kondisi ini memperberat upaya untuk menjaga stabilitas dan keberlangsungan pemulihan ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia. Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan dengan pokok-pokok sebagai berikut:

Pertama, mengoptimalkan seluruh instrumen dalam bauran kebijakan Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19 dan menghindari keketatan likuiditas dalam negeri.

Kedua, kebijakan moneter tetap mengandalkan instrumen utama kebijakan suku bunga BI7DRR dan penguatan kebijakan stabilitas nilai tukar.

Ketiga, kebijakan makroprudensial akomodatif dengan sejumlah instrumen termasuk pemberian insentif kepada bank-bank untuk penyaluran kredit kepada 46 sektor prioritas termasuk UMKM guna mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Keempat, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk memperkuat integrasi ekosistem ekonomi keuangan digital nasional melalui penggunaan QRIS, implementasi BI-FAST, dan SNAP (Standar Nasional Open API Pembayaran) serta pengembangan Rupiah Digital.

Kelima, mendorong inklusi ekonomi dan keuangan melalui program pengembangan UMKM maupun ekonomi-keuangan syariah.

Sebagai wujud apresiasi, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menetapkan Perry Warjiyo sebagai penerima Anugerah Hamengku Buwono IX atas inovasi dan gagasannya dalam kebijakan moneter yang berperan menjaga ketahanan ekonomi Indonesia terhadap dampak pandemi. Bank Indonesia telah menempuh bauran kebijakan untuk memitigasi dampak pandemi dan menopang pemulihan ekonomi secara berkelanjutan.

Berbagai bauran kebijakan tersebut, termasuk digitalisasi sistem pembayaran menjadi jembatan bagi pengembangan perekonomian ke tataran global. Sri Sultan Hamengku Buwono X juga mengapresiasi upaya BI mengakselerasi pengembangan inklusi keuangan khususnya di daerah DIY sebagai salah satu epicentrum pengembangan UMKM nasional, yang melahirkan UMKM taraf global dengan nilai kearifan lokal.

Penyerahan Anugerah HB IX telah menjadi tradisi yang menandai Dies Natalis UGM dan diharapkan menjadi motivator bagi pencapaian prestasi para penerima Anugerah untuk memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Beberapa tokoh lainnya yang telah dianugerahi Hamengku Buwono IX Award diantaranya Herman Johannes, Mochtar Kusuma Atmadja, Selo Sumardjan, Teuku Jacob, Saparinah Sadli, Ajip Rosidi, Ahmad Syafii Maarif, Goenawan Mohamad, Jusuf Kalla, Retno Marsudi dan Basuki Hadimuljono. Acara penganugerahan ini turut dihadiri oleh Majelis Wali Amanat, Dewan Guru Besar, Senat, Rektorat dan Civitas Akademika Universitas Gadjah Mada serta perwakilan beberapa lembaga di Yogyakarta.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement