Kementerian Pertanian (Kementan) memproyeksi produksi beras periode Januari-April 2023 mencapai 16 juta ton. Luasan itu dihasilkan dari 5 juta hektare luas panen, berdasarkan perhitungan dengan metode SISCrop 2.0 yang menggunakan citra satelit.
Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Kementan, Husnain, mengatakan, proyeksi tersebut masih dapat berubah dalam beberapa bulan ke depan. Sebab, pengamatan melalui citra satelit juga akan berubah seiring masuknya periode tanam.
"Dalam beberapa bulan ke depan, Januari, Februai akan terkoreksi karena ada fase-fase tanam dari generatif dan vegetatif. Di fase vegetatif dua baru final karena itu adalah masa panen," kata Husnain, pekan lalu.
Metode penghitungan proyeksi itu dimulai dari mengklasifikasikan fase tanaman padi kemudian dilanjutkan dengan estimasi produktivitas padi. Kedua tahapan itu dimulai dengan proses yang sama, yakni mengunduh data citra satelit, identifikasi, analisis, dan verifikasi lapangan.
Data tersebut pun dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selain soal produksi, data yang dimiliki Kementan juga sekaligus menghitung kebutuhan pupuk yang dibutuhkan para petani. Namun Husnain menekankan, Kementan tentunya akan mengacu kepada Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga yang ditunjuk untuk merilis data secara resmi.