EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai perdagangan dan investasi Indonesia-Swedia pada 2022 meningkat di tengah perekonomian global yang tidak menentu, menurut Kedutaan Besar RI di Stockholm dalam keterangannya pada Sabtu (11/2/2023).
"Perekonomian dunia yang diliputi ketidakpastian akibat konflik berkepanjangan di Eropa Timur, serta lonjakan harga gas dan tingkat inflasi hampir di seluruh kawasan, ternyata tidak menyurutkan hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Swedia yang terus meningkat pada 2022," kata KBRI Stockholm.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total perdagangan bilateral RI-Swedia tumbuh sebesar sembilan persen menjadi 874 juta dolar AS atau sekitar Rp 13,27 triliun pada 2022, dari 800 juta dolar AS atau sekitar Rp 13,21 triliun pada 2021.
Berdasarkan data dari Badan Statistik Swedia (SCB), produk dan komoditas unggulan Indonesia yang paling banyak diimpor oleh Swedia pada 2022 adalah produk lemak dan minyak nabati, perabot, pakaian jadi dari bahan tekstil, alas kaki, dan pakaian wanita bukan rajutan.
KBRI Stockholm berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan nilai perdagangan RI-Swedia, terutama nilai ekspor produk-produk Indonesia yang memiliki nilai tambah.
Nilai Ekspor RI ke Swedia pada 2022 mencapai 253,4 juta dolar AS, yakni naik 5 persen dibandingkan pada 2021.
Selain peningkatan perdagangan, menurut KBRI Stockholm, nilai investasi yang masuk dari Swedia ke Indonesia pada 2022 juga meningkat tajam menjadi 59,3 juta dolar AS (sekitar Rp 900 miliar) dengan total 125 proyek.
"Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dilirik banyak perusahaan Swedia untuk mengembangkan bisnis mereka di kawasan Asia Pasifik," kata Duta Besar RI untuk Swedia Kamapradipta Isnomo dalam keterangan tertulis KBRI Stockholm.
Hal itu, menurut dia, tidak terlepas dari pertumbuhan perekonomian Indonesia yang kuat pada 2022 dan juga prospek kawasan yang sangat menarik bagi perusahaan-perusahaan tersebut.
Salah satu kontributor lonjakan nilai investasi Swedia di Indonesia adalah pembangunan fasilitas remanufaktur perusahaan SKF di Cakung, Jakarta Timur, menurut catatan KBRI Stockholm.
SKF merupakan perusahaan asal Swedia dan salah satu produsen bearing (bantalan), pelumas dan produk mekatronik terbesar di dunia.
Dubes Kamapradipta menyampaikan bahwa Perwakilan RI di Stockholm terus aktif melakukan pendekatan kepada industri dan sektor bisnis Swedia, baik di Stockholm maupun wilayah Swedia lainnya, seperti Norrbotten (bagian utara) dan Vstra Gtaland (bagian barat).
"Di samping pertemuan langsung dengan stakeholders(pemangku kepentingan) di Swedia, kami juga aktif memfasilitasi pertemuan virtual antar perusahaan dari kedua negara untuk perkenalan sekaligus bangun faktor kepercayaan dan kenyamanan dalam berkomunikasi," ujarnya.
Selain itu, KBRI Stockholm menyampaikan komitmen untuk fokus dalam mendorong implementasi dan realisasi beberapa kerja sama yang telah dijajaki dalam tiga tahun terakhir, antara lain di sektor ekonomi biru, energi dan teknologi hijau, serta transportasi, guna meningkatkan nilai investasi yang masuk dari Swedia.