EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen meningkatkan kontribusi kepada negara melalui pencapaian sejumlah target penting di usia perusahaan yang menginjak 11 tahun. Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan pencapaian tersebut terlihat dalam laporan manajemen perusahaan dengan catatan kinerja operasional (audited) pada 2022.
"Pencapaian kinerja ini turut memperkuat posisi perusahaan untuk selalu memberikan dampak secara ekonomi dan sosial kepada masyarakat, bangsa, dan negara," ujar Bakir dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Bakir menyampaikan Ebitda perseroan mencapai Rp 30,78 triliun pada 2022 atau 224 persen dari RKAP 2022 sebesar Rp 13,74 triliun. Bakir menyebut salah satu kontribusi pada Ebitda diperoleh melalui program transformasi yang menimbulkan dampak positif bagi perusahaan.
"Total Ebitda uplift dari program transformasi pada 2022 mencapai Rp 1,94 triliun. Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,03 triliun," ucap mantan Direktur Utama Pupuk Kaltim periode 2016-2020 tersebut.
Bakir menjelaskan Ebitda uplift ini berasal dari upaya peningkatan ketersediaan pupuk nonsubsidi untuk meningkatkan pelayanan, produktivitas usaha tani, hingga pendapatan para petani. Hal ini dilakukan melalui program retail management, pengembangan kios komersil, hingga perluasan program agrosolution dan Makmur.
Bakir menyampaikan peningkatan Ebitda juga berasal dari proses optimalisasi rantai pasok, mulai dari aspek pengadaan bersama, sentralisasi penjualan dan pemasaran, penerapan digitalisasi, hingga optimalisasi aset Pupuk Indonesia Grup. Bakir mengatakan Pupuk Indonesia juga mencapai realisasi produksi sebesar 18,94 juta ton yang terdiri atas pupuk 11,80 juta ton dan non pupuk 7,14 juta ton pada tahun lalu.
"Pupuk Indonesia membukukan volume penjualan sebesar 13,02 juta ton yang terdiri atas pupuk bersubsidi 7,41 juta ton, pupuk nonsubsidi 4,11 juta ton, produk nonpupuk 1,45 juta ton, dan penjualan pupuk trading sebesar 49.163 ton," sambung Sarjana Teknik Kimia dari Institut Teknologi Bandung pada 1984 tersebut.
Dari penjualan tersebut, ucap Bakir, Pupuk Indonesia berhasil mencatatkan laba bersih audited sebesar Rp 18,51 triliun atau naik dari laba 2022 sebesar Rp 5,13 triliun. Menurut Bakir, laba bersih berhasil didapat usai merealisasikan pendapatan sebesar Rp 103,86 triliun atau 134,99 persen dari RKAP 2022 sebesar Rp 76,94 triliun.
"Pencapaian kinerja 2022 didukung sejumlah program strategis, seperti program penjualan pupuk nonsubsidi retail atau Retail Management yang berhasil menjual 547 ribu ton pupuk nonsubsidi atau 105 persen dari target RKAP 2022," ucap Bakir.