Bakir menambahkan hal ini juga ditopang oleh realisasi program Agrosolution dan Makmur pada lahan seluas 271 ribu hektare atau 109 persen dari target 250 ribu hektare. Dalam program ini, perusahaan juga berhasil menjual pupuk nonsubsidi urea retail sebesar 36,45 ribu ton dan nonurea sebesar 75,39 ribu ton.
Bakir menyampaikan perseroan juga terus meningkatkan ketersediaan pupuk nonsubsidi melalui pengembangan kios komersil atau Toko Pe-i yang sudah mencapai 350 kios pada 2022. Bakir menargetkan jumlah kios akan terus meningkat hingga 1.000 kios pada tahun ini.
"Selain itu, kinerja perusahaan juga ditopang sejumlah program strategis lainnya, seperti optimalisasi rantai pasok, produksi dan perawatan pabrik, implementasi data science, program cost reduction, penguatan strategis di bidang human capital, serta penerapan digitalisasi di hampir seluruh lini bisnis dan operasional perusahaan," lanjut Bakir.
Terkait penugasan pupuk bersubsidi, lanjut Bakir, Pupuk Indonesia terus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi melalui digitalisasi. Dalam hal ini, Pupuk Indonesia menerapkan Distribution Planning and Control System (DPCS) dan track and trace untuk memantau distribusi pupuk secara real time.
"Di tingkat kios, Pupuk Indonesia juga melakukan uji coba aplikasi digital Retail Management System atau Rekan di Provinsi Bali dan Aceh. Aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah proses penebusan pupuk bersubsidi oleh petani," kata Bakir menambahkan.