Sabtu 15 Apr 2023 07:36 WIB

Dolar Rebound Seiring Menguatnya Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS

Indek dolar terangkat 0,59 persen menjadi 101,6179 pada akhir perdagangan.

Red: Friska Yolandha
Petugas memberikan uang pecahan dolar AS kepada pembeli di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Nilai tukar dolar menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (14/4/2023, bangkit kembali dari level terendah dua bulan setelah inflasi mendingin.
Foto:

Menurutnya, ada kebutuhan untuk terus menaikkan suku bunga karena inflasi "masih terlalu tinggi", kebijakan moneter harus tetap ketat untuk jangka waktu yang cukup lama, dan lebih lama dari yang diantisipasi pasar.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik pada Jumat, dengan suku bunga surat utang 2-tahun merebut kembali pegangan 4,0 persen dan suku bunga obligasi 10 tahun melayang di 3,4 persen.

Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah memberikan dukungan material untuk mata uang AS menjelang akhir pekan, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.

University of Michigan melaporkan Jumat (14/4/2023) bahwa pembacaan awal sentimen konsumen adalah 63,5 pada April, naik dari 62,0 pada Maret. Para ekonom memperkirakan pembacaan yang tidak berubah, menurut Reuters.

"Sementara konsumen mencatat pelonggaran inflasi di antara barang tahan lama dan mobil, mereka masih memperkirakan inflasi tinggi akan bertahan, setidaknya dalam jangka pendek," kata University of Michigan dalam laporan tersebut.

 

Selain itu, Federal Reserve melaporkan pada Jumat bahwa produksi industri meningkat pada Maret sebesar 0,4 persen dalam basis bulan ke bulan, sementara output manufaktur turun sebesar 0,5 persen pada Maret secara bulan ke bulan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement