Sementara itu Ekonom Senior Indef Faisal Basri menambahkan Indonesia tidak bisa berdiri sendiri untuk membuat produk kendaraan listrik. Hal ini mengingat komponen kendaraan yang digadang-gadang bisa kurangi emisi karbon ini tidak sedikit.
“Ingin mengembangkan industri, memang Indonesia punya sampai bijih nikel itu. Tapi ingin punya ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir di Indonesia, tidak ada satu negara pun yang memproduksi 100 persen komponennya yang ribuan itu dari negaranya sendiri, jadi ya tidak bisa,” ucapnya.
Faisal menyebut cita-cita pemerintah untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir di Indonesia juga tidak akan terlaksana. Terlebih menurut Faisal, saat ini Indonesia mengalami penurunan kontribusi sektor manufaktur industri pengolahan nonmigas terhadap produk domestik bruto.
“Deindustrialisasi juga bisa dilihat dari semakin besarnya porsi pekerja informal dalam struktur pekerjaan di Indonesia. Harusnya berkaca jika Indonesia sedang mengalami gejala dini deindustrialisasi,” ucapnya.