EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) mencapai 300 megawatt pada tahun 2022. Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDMAndriah Feby Misna mengatakan realisasi pemanfaatan EBT tersebut mencapai 0,03 persen dari total potensi EBT yang sebesar 3.600 gigawatt.
"Sehingga kita memang harus mengejar pemanfaatan untuk bisa mencapai target transisi energi," kata Feby Misna dalam Peluncuran Sistem Panel Surya di Kantor Pusat Blue Bird Group Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Kementerian ESDM menargetkan dapat mengurangi emisi hingga 358 juta ton setara karbon dioksida dari sektor energi pada 2030. "Hingga tahun 2022, capaian kita kurang lebih berada di angka 95 juta ton setara karbon dioksida dan kita harapkan bisa mengurangi emisi karbon hingga 116 juta ton pada 2023," katanya.
Untuk mencapai target tersebut, campuran energi baru dan terbarukan diharapkan mencapai 23 persen pada 2025 dimana pada saat ini baru terpenuhi sebesar 12,3 persen. Di samping itu, pemerintah juga menargetkan pada 2060 kebutuhan energi di Indonesia dapat dipenuhi oleh sumber energi baru dan terbarukan.
Sebanyak 708 gigawatt pembangkit listrik diharapkan berasal dari sumber EBT dan 400 di antaranya atau sebesar 60 persen berasal dari energi yang bersumber dari panel surya yang dilengkapi dengan baterai.
"Untuk panel surya, kita melihat berpotensi menghasilkan kurang lebih 32,5 gigawatt listrik dimana hingga Mei 2023 kemarin, kita baru memanfaatkan di sekitar 100an megawatt, jadi potensinya sangat besar," katanya.
Pada 2023 ia berharap panel surya dapat menghasilkan listrik dengan total 900 megawatt dan mencapai 3,6 gigawatt pada 2025.